Ilustrasi hidangan Lebaran. Foto: Medcom
Ilustrasi hidangan Lebaran. Foto: Medcom

Hindari Risiko Kesehatan, Ini Rambu-Rambu Konsumsi Hidangan Lebaran ala Ahli Gizi IPB

Citra Larasati • 29 Maret 2025 07:00
Jakarta:  Sebentar lagi seluruh umat muslim di dunia akan merayakan Idulfitri.  Di mana pada hari ini umat muslim akan melaksanakan salat Idulfitri, bersilaturahmi, saling memaafkan, dan tidak lupa menyantap hidangan khasa Lebaran.
 
Hidangan Lebaran, utamanya di Indonesia identik dengan masakan yang serba lemah dengan kuah santan seperti rendang, opor, gulai, dengan kue-kue yang serba manis. Tentu dengan konsumsi makanan seperti ini akan membuat Sobat Medcom diintai rasa khawatir ya saat menikmatinya, terlebih jika dikonsumsi dalam berberapa hari berturut-turut dan dalam jumlah yang banyak
 
Mengingat dampaknya yang kurang baik bagi kesehatan, Dosen Departemen Gizi Masyarakat IPB University, dr Naufal Muharam Nurdin, SKed, MSi, memberikan sejumlah saran.   Menurut Naufal, meski tidak mudah, menjaga pola makan yang baik saat momen Lebaran tetap mesti dilakukan.

“Menjaga pola makan ketika Lebaran merupakan hal yang agak sulit. Kita perlu menjaga tetapi tidak perlu terlalu ketat karena Lebaran merupakan hari bahagia. Kita dapat menikmati makanan yang tersedia, tapi perlu diingat porsi dan jangka waktunya,” ucapnya.
 
Naufal memberikan beberapa tips untuk mengonsumsi hidangan Lebaran secara sehat. Pertama, batasi camilan hanya sedikit atau sekadar mencicipi. “Biasanya, kalori terbesar bukan berasal dari makanan utama, melainkan dari camilan dan kue-kue Lebaran,” ujarnya.
 
Ia juga mengingatkan, tingkat kejadian stroke biasanya meningkat setelah Lebaran. Hal ini terjadi akibat ketidakmampuan dalam menjaga konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak. “Hindari camilan dan kue-kue. Jika penasaran, boleh mencicipi, tapi jangan terlalu banyak,” tegasnya.
 
Tips kedua adalah mengikuti jumlah porsi panduan piring makanku. Setengah piring setidaknya diisi dengan sayur dan buah, sisanya untuk nasi (atau sumber karbohidrat lain) dan lauk pauk.
 
Bagi penderita diabetes mellitus, Naufal menyarankan untuk menghindari makanan manis. “Penderita diabetes tidak boleh mengonsumsi makanan manis. Jika memiliki kolesterol tinggi dan hipertensi, makanan berlemak juga harus dibatasi,” tambahnya.
 
Untuk mengontrol porsi makan, Naufal menyarankan penggunaan piring kecil. Dengan variasi makanan yang banyak, piring besar dapat membuat kita tanpa sadar mengambil porsi berlebihan. Sebaliknya, piring kecil membantu mengurangi porsi secara otomatis.
 
Baca juga:  Jangan Cuma Puasa, Berikut Amalan-Amalan Ringan Penambah Pahala di Bulan Ramadan

 
Selain itu, ia juga menyarankan untuk mengonsumsi buah-buahan seperti pisang, apel, atau pir terlebih dahulu sampai merasa kenyang sebelum mencicipi makanan lainnya. Selain dapat mengurangi nafsu makan (karena perut sudah penuh terisi sayur dan buah), kandungan serat juga dapat mengikat lemak.
 
“Ini dapat membatasi kita untuk mengonsumsi makanan tinggi gula dan tinggi lemak. Ada baiknya buah dan sayur segar dihidangkan dalam bentuk salad sebagai alternatif makanan sehat saat Lebaran,” jelasnya.
 
Terakhir, Naufal menyarankan untuk makan terlebih dahulu sebelum salat Idulfitri agar perut tidak terlalu lapar seusai ibadah. “Perut yang lapar, apalagi dihadapkan pada makanan melimpah, cenderung membuat kita makan berlebihan,” kata dia.
 
Tak lupa, setelah mengonsumsi banyak makanan berlemak, Naufal menekankan pentingnya berolahraga. “Usahakan berolahraga di pagi hari setidaknya selama 15 menit,” pungkasnya. 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan