Hal ini disebabkan karena adanya kandungan senyawa atau komponen tertentu selain gizi yang mempunyai khasiat tertentu bagi kesehatan. "Melalui program ini, IRN memberikan kesempatan kepada mahasiswa S1 untuk menggali, mengidentifikasi, membudidayakan dan memasarkan berbagai kekayaan lokal yang penting dan berharga sebagai pangan fungsional. Inilah tantangan sekaligus peluang yang kami berikan kepada mahasiswa,” bebernya.
Program IRN terbuka bagi mahasiswa S1 yang tengah menyelesaikan tugas akhirnya dan berasal dari berbagai jurusan. Objek penelitian adalah sumber daya alam hayati yang berasal dari produk pertanian, pekebunan, kehutanan, perikanan, kelautan, perternakan dan air lokal.
Adapun cakupan bidang penelitian ini meliputi agro teknologi (budidaya), teknologi proses dan pengolahan, gizi dan kesehatan masyarakat, serta bidang sosial, budaya, ekonomi dan pemasaran.
Syarat Pendanaan
Untuk mendapatkan dana penelitian, mahasiswa harus mendaftarkan proposal penelitiannya melalui website www.indofoodrisetnugraha.com atau dengan mengirimkan e-mail ke
indofoodrisetnugraha@indofood.co.id mulai Mei hingga 31 Juli 2021.
Syarat lainnya adalah jangka waktu penelitian paling lama satu tahun, menyertakan riwayat hidup lengkap mahasiswa dan dosen pembimbing serta penelitian dilakukan di Indonesia. Proses berikutnya adalah seleksi administratif dan seleksi substansi yang dilakukan secara daring.
Pengumuman penerima dana IRN akan dilakukan pada September 2021. Di akhir program, Tim Pakar IRN akan memilih tiga orang peneliti sebagai The Best Researcher. Penerima dana IRN juga mendapatkan pendampingan selama penelitian dari Tim Pakar IRN, yang terdiri atas para pakar berbagai bidang.
Sejak pertama diluncurkan di tahun 2006, Program IRN telah menerima sekitar 5.300 proposal dan mendanai lebih dari 860 penelitian mahasiswa. Pihaknya percaya penelitian yang berkualitas membuka kesempatan yang tidak terbatas.
"Meski di tengah pandemi, kami berharap mahasiswa yang bergabung dalam program IRN akan berhasil menciptakan riset-riset unggul dengan berbasis potensi dan kearifan lokal yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia, daya saing bangsa serta pada akhirnya dapat mendukung kemandirian pangan dan gizi nasional,” tutup Axton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News