Tim peneliti terdiri atas ahli geologi panas bumi, Pri Utami; ahli nano bioteknologi, Ronny Martien; ahli teknik bioproses, Wiratni; ahli konservasi tanah dan air, Ngadisih; bersama peneliti dari PT Geo Dipa Energi, Herdian.
Booster itu dinamai “Sulasih-Sulandjana”, seperti nama dewa dewi penyubur dan penjaga tanaman. Ketua tim peneliti, Pri Utami, mengatakan pemilihan nama tersebut mengakar pada kearifan lokal yang tersirat dalam tembang pengiring tari Lengger mengenai upaya mengelola sumber daya dengan tetap menjaga kelestarian alam.
“Kita ambil namanya dari nama dewa dewi penyubur tanaman,” kata Pri Utami dikutip dari laman ugm.ac.id, Selasa, 9 Juli 2024.
Dosen Teknik Geologi FT UGM itu memaparkan air panas bumi atau disebut brine dioperasikan oleh PT Geo Dipa Energi (Persero) untuk memasok energi listrik sebesar 60 MW ke dalam jaringan Jawa-Bali. Adapun brine yang telah diekstrak energinya, diinjeksikan kembali ke dalam reservoar sistem panas bumi.
Namun, brine di Dieng mengandung silika dalam konsentrasi tinggi beserta zat-zat lain sebagai produk sampingan panas bumi. “Silika membentuk endapan yang selama ini dianggap sebagai limbah,” tutur dia.
Setelah diteliti, endapan silika dan unsur-unsur penyertanya bermanfaat bagi tanaman karena meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan terhadap serangan hama. “Tim kami memproses silika dan unsur-unsur bermanfaat lainnya dengan teknologi nano-partikulat menjadi booster cair yang ramah lingkungan yang siap diaplikasikan pada perkebunan di Dieng,” ujar dia.
Dekan Fakultas Teknik UGM, Selo, dan Dirut PT Geo Dipa Energi Yudistian Yunis mengapresiasi inovasi tim peneliti. Pembuatan pupuk dan booster alami dari limbah panas bumi merupakan terobosan dalam pelestarian lingkungan.
Ngadisih, salah satu anggota peneliti lain, berharap booster dari bahan silika ini dapat membantu mengurangi secara signifikan penggunaan pupuk kandang. Sebab, menimbulkan bau busuk dan merusak mikrobiologi tanah, serta mengurangi ketergantungan terhadap pupuk dan pestisida kimiawi.
“Ke depan booster Sulasih-Sulandjana akan diaplikasikan pada berbagai tanaman hortikultura di dataran Tinggi Dieng,” tutur dia.
Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah dikenal sebagai tujuan wisata dan sebagai penghasil sayur-mayur. Dieng merupakan daerah kaya akan energi panas bumi sebagai sumber pembangkit listrik yang posisinya terletak di tengah-tengah perkebunan warga.
Sebagai salah satu sumber energi terbarukan khas Indonesia, booster cair dari produk sampingan pengoperasin energi panas bumi ini bisa menjadi produk unggulan yang mencerminkan sinergi antara perusahaan yang bergerak di sektor energi dengan akademisi di lingkungan kampus yang memiliki perhatian pada pengembangan sektor pertanian yang berkelanjutan.
Setelah diuji coba diterapkan pada lahan pertanian di Dieng, dilakukan panen perdana pada demplot tanaman kentang pada 5 Juli 2024. Panen dilaksanakan di salah satu lahan petani mitra di dusun Krajan, Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Panen kentang dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Teknik UGM, Selo, bersama Dirut PT Geo Dipa Energi (Persero) Yudistian Yunis dan Camat Batur Aji Piluroso, Kepala-kepala Desa, para petani mitra di seluruh kecamatan Batur, dan tokoh-tokoh masyarakat. Panen perdana tersebut sarat nuansa budaya lokal dengan menampilkan tarian Lengger diiringi tembang-tembang penuh nasihat tentang sinergi antar berbagai kepentingan dalam mencapai kesejahteraan dan keselarasan bersama alam.
Dalam acara panen perdana itu juga dilakukan edukasi mengenai sinergi antara pengembangan energi panas bumi dan upaya memajukan sektor pertanian berkelanjutan melalui Wayang Cinema “Sulasih-Sulanjana” besutan Citra Aryandari, anggota Pusat Penelitian Panas Bumi FT UGM yang berasal dari Institut Seni Indonesia (Yogyakarta).
Baca juga: Eco-Chopper, Alat Pembuat Silase Otomatis Bikinan Mahasiswa UGM |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News