Sebanyak lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat inovasi bernama Eco-Chopper untuk mengatasi masalah itu. Alat ini dapat membuat silase otomatis.
Kelima mahasiswa yang membuat Eco-Chopper adalah Dharmawan Satria Pambudi (Teknologi Rekayasa Mesin), bersama dengan Muhammad Fadhiil Dzaky (Teknologi Rekayasa Mesin), Erwin Yulianto (Teknologi Rekayasa Elektro), Orchidia Ummu (Teknologi Rekayasa Mesin), dan Nuraini Islami Kamiliiya (Ilmu dan Industri Peternakan). Alat ini dibuat dan dikembangkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa dan didanai penuh oleh Kemendikbudristek.
Dharmawan mengatakan pembuatan silase bertujuan mengurangi hilangnya nilai nutrisi dari hijauan sekaligus mengawetkan agar dapat disimpan dalam jangka waktu lebih lama. Silase dibuat saat produksi hijauan melimpah, misalnya saat musim penghujan dan disimpan untuk pakan pada musim kemarau.
Alat Eco-Chopper dirancang dengan memadukan alat-alat yang digunakan dalam pembuatan silase, seperti mesin chopper, pengemas, vakum, serta sealer menjadi satu alat sekaligus. Penggabungan alat-alat tersebut menjadikan pembuatan silase semakin efektif dan efisien.
“Eco-Chopper juga telah dilengkapi dengan panel surya sebagai cadangan energi listrik yang menjadikan alat ini semakin ramah lingkungan,” kata dia dikutip dari laman ugm.ac.id, Jumat, 5 Juli 2024.
Erwin menuturkan penggunaan alat Eco-Chopper ini dapat mengurangi biaya pembuatan silase. Hal ini dikarenakan daya yang digunakan untuk menghidupkan alat elektronik berkurang hingga 25 ribu per jam.
Dosen pendamping TIM PKM UGM, Ma’un Budiyanto, berharap alat Eco-Chopper ini dapat diproduksi massal dan bermanfaat bagi peternak kambing atau hewan ruminansia lainnya. Dia menyebut alat ini merupakan tonggak loncatan perkembangan teknologi di sektor peternakan Indonesia.
Baca juga: Sulap Limbah Sekam Padi Jadi Material Carbon Capture, Mahasiswa UGM Sabet Juara 1 Lomba Esai Nasional |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News