Jakarta: Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Edvin Aldrian potensi Jakarta dan pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa tenggelam bukan karena kenaikan muka air laut atau perubahan iklim. Melainkan, penurunan muka tanah akibat aktivitas manusia.
"Karena banyak air tanah di perkotaan-perkotaan Pantura itu airnya disedot dihisap. Jadi inilah yang menjadikan lebih ke land subsidence (penurunan muka tanah)," kata Edvin dalam Diskusi Publik virtual Perubahan Iklim dan Ancaman Tenggelamnya Pesisir Jawa di Jakarta, Kamis, 14 Oktober 2021.
Anggota Dewan Panel Ahli Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC) itu menuturkan permukaan tanah menurun di Pantura jauh lebih tinggi dan cepat dibandingkan laju kenaikan muka air laut akibat perubahan iklim yang menyebabkan es di daratan mencair.
Pakar iklim dan meteorologi itu mengatakan, yang dikhawatirkan dari dampak perubahan iklim adalah semua lapisan es yang berada di permukaan tanah mencair. Ada tiga pusat lapisan es di daratan di dunia, yaitu Kutub Selatan, daerah-daerah di Greenland di Denmark, dan di Pegunungan Himalaya di Asia.
"Yang kita khawatirkan terjadi pelelehan dan akan menambah muka air laut itu, jadi muka air laut dapat menjadi meluap atau istilahnya bertambah tinggi karena pelelehan es yang ada di daratan atau bisa juga karena salinitasnya menurun. Salinitas ini kembali lagi karena penambahan volume air yang ke lautan," ujarnya.
Baca: Mengupas Sejarah Hingga Penyebab Citra Negatif Ronggeng
Edvin mengatakan hasil pengukuran di daerah utara Jawa, ternyata hanya terjadi kenaikan muka air laut sebesar 3,6 mm per tahun.
Menurut dia, besaran kenaikan muka air laut itu sebenarnya tidak cukup menjadi faktor sendiri untuk menenggelamkan sebagian wilayah Jakarta atau pesisir Pantura dalam beberapa puluh tahun ke depan. Sebab, untuk mencapai kenaikan muka air laut beberapa meter saja membutuhkan waktu sekitar 100 tahun jika hanya mempertimbangkan faktor kenaikan muka air laut tersebut.
"Justru, masalah yang jauh lebih besar adalah penurunan muka tanah yang diakibatkan aktivitas manusia sehingga menambah potensi muka tanah terus menurun saat terjadi kenaikan muka air laut sehingga menambah dampaknya saat air laut masuk ke daratan dan bisa menyebabkan terendamnya daratan rendah di pesisir Pantura," terangnya.
Apalagi, kata dia, jika penurunan muka tanah berlangsung cepat tanpa ada upaya pengendalian. Maka makin meningkat potensi terendamnya atau tenggelammnya beberapa titik di pesisir Pantura dalam waktu beberapa puluh tahun ke depan. "Yang paling utamanya karena penurunan muka tanah, lalu juga terjadi rob," ujar Edvin.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan