Pandemi Covid-19 berdampak pada sejumlah aspek, termasuk menimbulkan ketidaktentuan jumlah permintaan dan suplai pada rantai pasok pangan. Kondisi ini kerap disebut sebagai bullwhip effect.
Tim Peneliti tersebut dipimpin oleh Dr. Tomy Perdana, SP., MM., (dosen Fakultas Pertanian), dengan anggota Dr. Diah Chaerani, M.Si., (dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam); Audi Luqmanul Hakim Achmad, S.Mat., (mahasiswa Magister Matematika FMIPA); dan Fernianda Rahayu Hermiatin, SP (anggota tim peneliti Agri-logics Fakultas Pertanian).
“Sistem rantai pasok pangan adalah fondasi untuk mengatasi permasalahan ini, sehingga mampu menjamin pangan tetap tersedia, terjangkau dan aman bagi masyarakat,” ujar Tomy dikutip dari siaran pers, Sabtu, 3 Oktober 2020.
Pemodelan masalah ini menggunakan teknik optimisasi dan riset operasi. Tim menilai perlunya mengembangkan sistem rantai pasok pangan keberlanjutan yang andal. Salah satu strategi efektif yang dapat diterapkan adalah dengan mengembangkan simpul pangan regional atau Regional Food Hub (RFH).
RFH adalah suatu fasilitas yang mengolaborasikan produsen lokal dan regional, agregator, serta distributor seperti grosir, supermarket, serta kelompok hotel, restoran, dan katering (Horeka).
Dengan demikian, RFH dapat menjamin pangan tetap tersedia dan terjangkau bagi masyarakat sehingga memperkuat ketahanan pangan. Meski penelitian RFH telah banyak dilakukan di berbagai negara, namun masih minim penelitian yang melibatkan penentuan lokasi pengembangan RFH dan jaringan pendistribusian makanan pada berbagai kondisi, khususnya pada masa pandemi.
Lebih lanjut tujuan penelitian ini adalah menentukan lokasi RFH optimal yang harus dikembangkan beserta dengan jaringan pendistribusian pangannya. Penentuan lokasi RFH dan jaringan pendistribusian pangan dilakukan untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan pangan dengan minimum total biaya yang dibutuhkan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan model optimisasi Many-to-Many Location-Routing Problem (MMLRP). Saat ini belum banyak model MMLRP yang mempertimbangkan ketidaktentuan data seperti ketidaktentuan demand dan supply, serta belum mempertimbangkan produk multiitem.
Baca juga: Inovasi Guru Besar Unesa, Suplemen untuk Optimalkan Penyembuhan Covid-19
Model MMLRP pada penelitian ini mempertimbangkan multiitem dan mempertimbangkan penerapan protokol kesehatan. Model juga mempertimbangkan adanya ketidaktentuan data, yaitu ketidaktentuan kebutuhan dan produksi pangan serta biaya pendistribusian.
“Oleh karena itu, Robust Optimization (RO) diterapkan untuk menangani ketidaktentuan tersebut,” ujar Diah.
Menurut Diah, simulasi numerik dengan jumlah variabel yang besar dalam penelitian ini memerlukan pemodelan matematika. Keilmuan matematika Riset Operasi dan Optimisasi memiliki peran dalam ranah pengambilan kebijakan seperti ini.
Tiga Skenario
Penelitian ini meneliti tiga alternatif skenario rantai pasok pangan. Skenario pertama menerapkan pembatasan pendistribusian makanan pada zona merah, baik dari maupun menuju zona merah.
Skenario kedua yaitu menerapkan pembatasan parsial pendistribusian makanan pada zona merah. Pendistribusian makanan ke zona merah diperbolehkan, tetapi pendistribusian dari zona merah ke wilayah lain tidak diperbolehkan.
Skenario ketiga menggambarkan era baru sistem rantai pasok pangan. Pendistribusian makanan berjalan normal, tetapi tetap menerapkan protokol kesehatan.
Studi kasus dilakukan di provinsi Jawa Barat dengan dua kasus. Kasus pertama adalah kasus pada saat delapan kota/kabupaten di Jawa Barat adalah zona merah (per 21 Maret 2020). Kasus kedua adalah kasus pada saat tiga belas kota/kabupaten adalah zona merah (per 20 Mei 2020).
Hasil menunjukkan bahwa keadaan optimal diperoleh untuk ketiga skenario. Penelitian telah memperoleh lokasi RFH optimal beserta dengan jaringan pendistribusian makanan.
Meskipun hasil optimal diperoleh pada tiap skenario, tentu hasil yang diberikan berbeda. Tim menyimpulkan, berdasarkan hasil pemodelan dan eksperimen numerik, skenario ketiga adalah yang terbaik untuk dapat dijadikan rekomendasi penanganan ketidaktentuan masalah covid-19.
Hasil penelitian yang didanai oleh Kementerian Riset dan Teknologi /Badan Riset dan Inovasi Nasional melalui hibah Penelitian Dasar ini telah diterbitkan oleh Heliyon dari CellPress, yang dipublikasikan secara online pada 30 September 2020, dan merupakan jurnal akses terbuka di ScienceDirect.com.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id