Lebih lanjut tujuan penelitian ini adalah menentukan lokasi RFH optimal yang harus dikembangkan beserta dengan jaringan pendistribusian pangannya. Penentuan lokasi RFH dan jaringan pendistribusian pangan dilakukan untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan pangan dengan minimum total biaya yang dibutuhkan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan model optimisasi Many-to-Many Location-Routing Problem (MMLRP). Saat ini belum banyak model MMLRP yang mempertimbangkan ketidaktentuan data seperti ketidaktentuan
demand dan
supply, serta belum mempertimbangkan produk multiitem.
Baca juga:
Inovasi Guru Besar Unesa, Suplemen untuk Optimalkan Penyembuhan Covid-19
Model MMLRP pada penelitian ini mempertimbangkan multiitem dan mempertimbangkan penerapan protokol kesehatan. Model juga mempertimbangkan adanya ketidaktentuan data, yaitu ketidaktentuan kebutuhan dan produksi pangan serta biaya pendistribusian.
“Oleh karena itu, Robust Optimization (RO) diterapkan untuk menangani ketidaktentuan tersebut,” ujar Diah.
Menurut Diah, simulasi numerik dengan jumlah variabel yang besar dalam penelitian ini memerlukan pemodelan matematika. Keilmuan matematika Riset Operasi dan Optimisasi memiliki peran dalam ranah pengambilan kebijakan seperti ini.
Tiga Skenario
Penelitian ini meneliti tiga alternatif skenario rantai pasok pangan. Skenario pertama menerapkan pembatasan pendistribusian makanan pada zona merah, baik dari maupun menuju zona merah.
Skenario kedua yaitu menerapkan pembatasan parsial pendistribusian makanan pada zona merah. Pendistribusian makanan ke zona merah diperbolehkan, tetapi pendistribusian dari zona merah ke wilayah lain tidak diperbolehkan.
Skenario ketiga menggambarkan era baru sistem rantai pasok pangan. Pendistribusian makanan berjalan normal, tetapi tetap menerapkan protokol kesehatan.