Prototipe BRAJA WX-1, radar uaca non-polarimetrik buatan anak bangsa. Dok Tim Periset/LPDP
Prototipe BRAJA WX-1, radar uaca non-polarimetrik buatan anak bangsa. Dok Tim Periset/LPDP

BMKG Kembangkan Radar Cuaca Canggih BRAJA WX-1, Deteksi Cepat dan Fleksibel Daerah yang Belum Terjangkau

Renatha Swasty • 09 Desember 2025 20:03
Jakarta: Peran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sangat vital dalam mendiseminasikan informasi cuaca. Ini sebagai mitigasi menghadapi bencana. 
 
Dilansir dari laman lpdp.kemenkeu.go.id, BMKG telah mengoperasikan 192 stasiun pengamatan dan 41 radar cuaca, namun menghadapi tantangan besar karena kondisi geografis. Kekurangan perangkat radar ini menyebabkan keterbatasan jangkauan. 
 
Jaringan radar statis yang ada belum mampu mencakup seluruh wilayah. Hal ini menyisakan area 'blankspot' yang tidak termonitor, terutama di daerah dengan topografi kompleks dan pulau-pulau terpencil. 

Puluhan radar BMKG sebagian besar diproduksi di luar negeri, yang mengakibatkan waktu pemeliharaan dan perbaikan menjadi lama. BMKG membutuhkan solusi inovatif dari ketergantungan impor, berupa radar berjangkauan pendek dan bersifat portable yang dapat digunakan untuk mendeteksi cuaca ekstrem secara cepat dan fleksibel di daerah yang belum terjangkau.
 
Sejak September 2020, melalui pendanaan Riset Inovatif dan Produktif (RISPRO), Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) berkontrak dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendanai riset terkait Pengembangan Teknologi Radar Cuaca Non-Polarimetrik yang diberi nama BRAJA WX-1. Nilai pendanaan riset selama tiga tahun adalah Rp4,1 miliar dan masih berstatus on going.
 
Riset BRAJA WX-1 diketuai oleh Erwin Eka Syahputra Makmur dari BMKG dengan menggandeng industri teknologi dalam negeri, PT Dua Empat Tujuh (Solusi247). Ini sekaligus salah satu mata rantai dalam rangkaian riset berkelanjutan mengenai radar cuaca yang telah dilakukan oleh tim peneliti sejak tahun 2015 dan masih akan terus disempurnakan. 
 
Kebutuhan jumlah radar cuaca berdasarkan Rencana Induk Penyelenggaraan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Tahun 2017-2041 idealnya ada penambahan sebanyak 40 radar cuaca dual polarization yang terdiri dari 20 X-Band, 15 C Band dan 5 S-Band. 
 
BRAJA WX-1 adalah jenis radar yang beroperasi pada frekuensi X band yang dapat dipasang secara portable maupun fix. Daya pancarnya adalah 30 watt dengan konsumsi daya rendah yaitu kurang dari 600 watt.
 
Proses produksi sepenuhnya dibangun oleh tenaga anak bangsa yang telah berpengalaman dengan riset sejak 2005. Radar ini memiliki beberapa karakteristik dan aplikasi spesifik yang membuatnya berguna dalam berbagai situasi cuaca.  Sederet keunggulan dari radar BRAJA WX-1 karya anak bangsa ini meliputi:

1. Resolusi Tinggi

Karena panjang gelombangnya yang lebih pendek dibandingkan dengan radar S band atau C band, radar X band dapat memberikan resolusi yang lebih tinggi. Ini memungkinkan deteksi detail yang lebih kecil dalam formasi cuaca, seperti partikel hujan dan struktur badai yang lebih halus.

2. Penggunaan dalam Area Terbatas

Radar X band sangat efektif dalam pemantauan cuaca pada skala lokal atau dalam area terbatas. Mereka sering digunakan di bandara, kota besar, atau wilayah yang memerlukan pemantauan cuaca dengan detail tinggi.

3. Deteksi Presipitasi

Radar X band sangat sensitif terhadap presipitasi, seperti hujan, salju, dan hujan es. Ini membuatnya ideal untuk aplikasi yang memerlukan deteksi dan analisis presipitasi yang presisi.

4. Mobilitas dan Fleksibilitas

Karena ukurannya yang relatif lebih kecil, radar X band dapat dipasang pada kendaraan atau struktur bergerak lainnya. Ini memungkinkan penggunaan yang fleksibel dalam situasi darurat atau untuk studi cuaca di lokasi yang berbeda.

5. Penggunaan dalam Penelitian

Radar X band sering digunakan dalam penelitian meteorologi untuk mempelajari proses mikrofisika awan dan presipitasi. Keakuratan dan resolusi tinggi dari radar ini memberikan data yang sangat berharga untuk analisis ilmiah.

6. Keterbatasan dalam Penetrasi Hujan

Meskipun radar X band memiliki banyak keunggulan, mereka juga memiliki keterbatasan. Gelombang mikro dengan panjang gelombang lebih pendek cenderung lebih mudah diserap dan terhambat oleh presipitasi berat. Ini dapat mengurangi kemampuan radar untuk menembus hujan deras dan memberikan data di belakang area hujan yang sangat intens.
 
Sederet inovasi kecanggihan BRAJA WX-1 diharapkan menjadi solusi strategis untuk memperkuat jaringan pemantauan cuaca BMKG, mengurangi ketergantungan pada produk asing, dan menyediakan informasi peringatan dini yang lebih cepat dan akurat, terutama di daerah yang paling membutuhkan. Hal itu untuk meningkatkan ketahanan bangsa dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi, jangkauan yang optimal untuk blankspot, serta fitur nowcasting untuk prakiraan cuaca jangka pendek yang canggih.
 
Kehadiran Radar Cuaca Non-Polarimetrik buatan anak bangsa ini diharapkan dapat menjadi game changer dalam memperkuat sistem peringatan dini bencana hidrometeorologi di seluruh pelosok Indonesia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan