M Afrillian Ramadhan. DOK IG @lpdp_ri
M Afrillian Ramadhan. DOK IG @lpdp_ri

Kisah Afri Pejuang LPDP, dari Kursi Roda Tembus Studi di Amerika

Ilham Pratama Putra • 09 Desember 2025 15:27
Jakarta: Vonis dokter tak membuat Muhammad Afrillian Ramadhan terpuruk dalam kesedihan. Harus hidup di kursi roda seumur hidup, bukan berarti cita-citanya untuk bisa studi ke Amerika Serikat mesti terhenti.
 
"Saya tiba-tiba didiagnosis penyakit langka yang namanya itu Mielitis Transversa yang diakibatkan oleh autoimun. Waktu itu sih memang perasaannya campur aduk ya, karena kata dokter kemungkinan saya akan menggunakan kursi roda ini seumur hidup," kenang Afri dikutip dari unggahan akun Instagram @lpdp_ri, Selasa, 9 Desember 2025.
 
Vonis itu datang sesaat sebelum ia menyelesaikan S1 di Universitas Sriwijaya, Palembang. Tepatnya saat mengerjakan skripsi.

"Karena kerusakan saraf yang saya derita pada saat itu, sehingga kemampuan saya berjalan pun berkurang. Cuman waktu itu karena dukungan keluarga yang sangat suportif, waktu itu saya mencoba untuk minimal selesai dulu lah S1 ini," ungkap pria asal Palembang itu.
 
Ia mengaku menerima kondisi disabilitas sangat sulit. Bahkan, dia baru bisa menerima kondisinya ketika mendapat pekerjaan.
 
"Karena semenjak saya enggak bisa jalan, jujur ada rasa minder untuk ketemu orang. Cuma pada saat saya bekerja di pusat perpustakaan, saya waktu itu ditempatkan di bidang, di tim IT-nya ya. Di tim IT, di situ saya sangat didukung oleh atasan saya," beber dia. 
 
Sejak saat itu, kepercayaan diri Afri hidup. Karena di tempatnya bekerja, ia tak dipandang sebagai seorang disabilitas.
 
"Atasan tidak melihat kekurangan saya, tapi dia bisa melihat kelebihan yang saya punya. Tempat kerja saya ini adalah salah satu perpustakaan pertanian terbesar dan tertua di Indonesia (Pustaka Kementan)," ungkap dia. 
 
Bacaan yang ia peroleh di perpustakaan itu yang memberinya inspirasi untuk bisa kembali melanjutkan studi. Beasiswa LPDP menjadi pembuka jalan.
 
Afri terpilih di University of Illinois, Amerika Serikat. Pilihan ke kampus tersebut bukan tanpa alasan.
 
"Alasan pertama adalah karena dia menyediakan jurusan yang multidisipliner antara ilmu data dan ilmu perpustakaan. Dan alasan yang kedua adalah University of Illinois Urbana-Champaign itu memiliki salah satu disability service yang terbaik di Amerika," ungkap dia. 
 
Ia berterima kasih kepada LPDP atas kesempatan yang didapatkan. Afri berpesan kepada rekan sesama disabilitas untuk tidak takut bermimpi terlebih melanjutkan studi.
 
"Terima kasih banyak kepada LPDP dan Rakyat Indonesia telah memberikan kesempatan kepada kami, disabilitas, untuk berkembang dan bertumbuh secara intelektual," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan