Peneliti konservasi biodiversitas hutan dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB University Dede Aulia Rahman. Dok Humas IPB
Peneliti konservasi biodiversitas hutan dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB University Dede Aulia Rahman. Dok Humas IPB

Peneliti IPB Kembangkan Drone untuk Pantau Satwa Liar

Arga sumantri • 09 Februari 2021 10:45
Bogor: Data mengenai biodiversitas satwa liar di Indonesia masih terbatas dan minim. Kondisi ini semakin menyulitkan upaya konservasi satwa liar di hutan Nusantara dan berbagai upaya lain dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta pemanfaatannya di masa mendatang.
 
Peneliti konservasi biodiversitas hutan dari Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB University Dede Aulia Rahman mengatakan, kondisi ini disebabkan lantaran hutan hujan tropis di Indonesia sudah sulit dijangkau. Dengan egitu, metode survei secara tradisional agak sulit dilakukan.
 
"Ditambah satwa liar memiliki sifat sulit dipahami dan samar. Itu yang menyebabkan data-data ekologi di Indonesia itu sulit dan menjadi sangat terbatas," kata Dede mengutip siaran pers IPB University, Selasa, 9 Februari 2021.

Ia menyebut, butuh teknologi supaya dapat menjawab tantangan terkait pengumpulan data dan potensi satwa liar di Indonesia. Menurutnya, pendataan biodiversitas satwa liar Indonesia masih belum terpublikasi sempurna. Bahkan, secara statistik, hampir sebagian besar tulisan mengenai sumber daya alam (SDA) Indonesia yang dipublikasikan dalam jurnal bereputasi justru berasal dari peneliti atau penulis luar negeri.
 
Baca: Peneliti UGM Kembangkan Kelengkeng Super Sleman
 
Dede kemudian terdorong melakukan optimalisasi pendataan dengan menggunakan teknologi drone thermal dan kamera tangkap untuk melacak satwa liar di hutan. Ia mengklaim, penggunaan alat ini dapat mempermudah pendataan satwa liar yang sulit, bahkan berbahaya untuk dipantau seperti satwa yang buas.
 
Dede melakukan pendataan serta monitoring satwaliar dengan memanfaatkan teknologi kamera tangkap (camera trap) dan drone thermal. Riset ini masuk Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN).
 
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan