Menurut American Meteor Society, aktivitas Orionid biasanya dimulai sejak awal Oktober, namun puncaknya terjadi pertengahan bulan saat Bumi melewati bagian terpadat dari jejak puing Komet Halley. Hujan meteor ini tergolong berintensitas sedang dengan 15-20 meteor per jam bila langit dalam kondisi gelap dan minim cahaya kota.
Mengutip laman NASA, hujan meteor Orionid dikenal memiliki kecepatan yang sangat tinggi. Saat memasuki atmosfer Bumi, meteor ini melaju hingga 66 kilometer per detik. Terkadang, beberapa meteor Orionid dapat berubah menjadi bola api, menimbulkan kilatan cahaya besar yang memukau di langit malam.
Asal usul meteor Orionid
Mengutip BBC Science Focus, hujan meteor Orionid berasal dari sisa debu Komet Halley yang melintasi orbit Bumi setiap 75 tahun sekali. Saat partikel halus dari komet tersebut terbakar di atmosfer, muncullah jejak cahaya terang yang melesat cepat di langit malam.Tahun ini, kondisi pengamatan diperkirakan sangat ideal. Fase bulan baru pada 21 Oktober menjamin langit akan tetap gelap tanpa adanya cahaya bulan yang mengganggu. Hambatan utama hanya awan dan polusi cahaya perkotaan.
Jika malam ini tertutup awan, pengamatan masih bisa dilakukan beberapa malam ke depan. Aktivitas Orionid tetap kuat hampir sepanjang minggu, terutama di sekitar 22 Oktober 2025.
Waktu dan tips menyaksikan
Meteor Orionid mulai terlihat setelah pukul 22.00 waktu setempat, ketika titik asalnya (radiant) muncul di atas cakrawala timur. Waktu terbaik untuk menikmatinya adalah antara pukul 01.00 hingga menjelang fajar, saat radiant naik lebih dari 30° di atas cakrawala.Berikut tips menyaksikan hujan meteor Orionid:
- Cari lokasi gelap dan aman jauh dari cahaya
- Gunakan alas duduk atau kursi malas agar nyaman memandang langit
- Arahkan pandangan ke selatan, sekitar setengah jalan dari cakrawala
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id