Kelinci/Freepik
Kelinci/Freepik

Perbedaan Kelinci dan Marmut, Ini Fakta Taksonomi yang Jarang Diketahui

Citra Larasati • 19 Agustus 2025 16:24
Jakarta:  Siapa yang masih mengira kelinci dan marmut adalah hewan yang berkerabat dekat? Ternyata, mereka berasal daru ordo yang berbeda loh, meski sama-sama hewan berbulu dan sering dijadikan peliharaan.
 
Dr Muhamad Baihaqi, dosen IPB University di Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan menjelaskan, secara taksonomi, kelinci (Oryctolagus cuniculus) masuk ke dalam ordo Lagomorpha, sedangkan marmut atau guinea pig (Cavia porcellus) tergolong ordo Rodentia.
 
"Secara fisik, kelinci memiliki tubuh lebih besar dan ramping, telinga dan kaki belakang panjang, serta ekor kecil berbulu,” jelas Baihaqi dalam siaran persnya, Selasa, 19 Agustus 2025.

“Sementara marmut bertubuh lebih pendek dan gemuk, dengan kaki pendek, telinga kecil bulat, dan hampir tidak memiliki ekor," kata Baihaqi.
 
Perbedaan anatomi paling mencolok terletak pada struktur gigi. Kelinci memiliki sepasang gigi seri tambahan di belakang gigi utama, yang tidak dimiliki marmut.  Meski keduanya herbivora dengan sistem pencernaan hindgut fermenter, kelinci lebih efisien mencerna serat karena memiliki sekum lebih besar dan melakukan coprophagy (memakan kembali kotoran lunak).
 
Asal-usul keduanya juga berbeda. Kelinci berasal dari Eropa dan Afrika Utara dan hidup di dalam liang bawah tanah, sedangkan marmut berasal dari pegunungan Andes di Amerika Selatan dan tinggal di permukaan tanah. 
 
Dari segi reproduksi, kelinci lebih produktif karena ovulasi terjadi setelah kawin (induced ovulator), dengan masa kebuntingan sekitar 28–32 hari dan jumlah anak bisa mencapai 12 ekor. Sebaliknya, marmut memiliki masa kebuntingan lebih panjang, 59–72 hari, dan hanya melahirkan 2–4 anak.
 
Terkait aspek konsumsi, Dr Baihaqi menyebut bahwa daging keduanya dapat dimakan dan halal bagi Muslim. Daging kelinci tinggi protein, rendah lemak dan kolesterol, sementara daging marmut juga tinggi protein namun dengan ukuran tubuh yang lebih kecil. 
 
“Fatwa halal untuk daging kelinci telah dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan mayoritas ulama juga membolehkan konsumsi marmut," ujarnya.
 
Di Indonesia, potensi ekonomi kelinci lebih besar karena sudah banyak dikembangkan sebagai sumber daging dan hewan hias. Sementara itu, marmut masih lebih umum dijadikan hewan peliharaan. 
 
“Dengan meningkatnya minat terhadap kelinci hias dan konsumsi daging kelinci, peluang usaha peternakan kelinci semakin menjanjikan,” kata  Baihaqi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan