Komet Lemon. Foto: Space.com/Dimitrios Katevainis/Wikimedia Commons/CC BY-SA 4.0
Komet Lemon. Foto: Space.com/Dimitrios Katevainis/Wikimedia Commons/CC BY-SA 4.0

Komet Lemmon Akan Melintas Dekat Bumi, Ini Jadwalnya

Renatha Swasty • 09 September 2025 20:04
Jakarta: Tahun ini, langit malam kembali menyuguhkan fenomena astronomi menakjubkan. Salah satunya adalah kemunculan Komet C/2025 A6 (Lemmon) yang tengah bergerak mendekati Bumi.
 
Fenomena langka ini diperkirakan akan menjadi salah satu momen istimewa karena komet tersebut kemungkinan bisa dilihat langsung dengan mata telanjang. Dikutip dari laman Space, komet Lemmon akan mencapai jarak terdekatnya dengan Bumi pada 20 Oktober 2025.
 
Pada saat itu, cahayanya diperkirakan cukup terang sehingga bisa diamati tanpa alat bantu, terutama dari lokasi dengan langit yang benar-benar gelap dan minim polusi cahaya.

Dalam beberapa minggu ke depan, para pengamat langit berkesempatan menyaksikan komet ini saat ia bergerak semakin dekat ke Matahari. Seiring perjalanannya, komet Lemmon akan makin terang dan bisa dinikmati menggunakan teleskop kecil maupun teropong.
 
Komet ini tercatat dengan nama C/2025 A6 (Lemmon). Ia ditemukan oleh tim Mount Lemmon Survey dengan teleskop reflektor Cassegrain berdiameter 1,52 meter yang dilengkapi kamera beresolusi tinggi. Teleskop ini berada di Observatorium Gunung Lemmon, Arizona, dan dikelola oleh Universitas Arizona.
 
Program Mount Lemmon Survey rutin memantau langit untuk mencari benda dekat Bumi, seperti asteroid atau komet, yang jalurnya bisa mendekati orbit Bumi. Sebagian besar yang mereka temukan adalah asteroid (lebih dari 50.000 sejauh ini), tetapi sesekali mereka juga menemukan komet baru, seperti kasus C/2025 A6 ini.
 
Komet ini pertama kali terdeteksi pada 3 Januari 2025 oleh astronom David Fuls dari program Mount Lemmon Survey di Arizona. Awalnya benda ini dikira asteroid karena hanya tampak seperti bintik samar dengan kecerlangan +21,5, sekitar sejuta kali lebih redup dibandingkan dengan bintang paling lemah yang bisa dilihat mata telanjang. Namun foto lanjutan menunjukkan benda ini adalah komet, bahkan ada foto lebih lama dari November 2024 yang berhasil ditemukan kembali.
 
Berdasarkan pengamatan antara November 2024 hingga Agustus 2025, komet ini akan mencapai titik terdekatnya dengan Matahari (perihelion) pada 8 November, berjarak sekitar 79 juta km. Sementara itu, jarak terdekatnya dengan Bumi (perigee) terjadi pada 20 Oktober, yaitu sekitar 89 juta km.
 
Baca juga: Mengenal Benda-Benda Langit: Komet, Asteroid, Meteoroid, Meteor, dan Meteorit 

Perhitungan orbit menunjukkan komet ini memiliki periode orbit sekitar 1.350 tahun. Artinya, butuh waktu lebih dari satu milenium untuk kembali lagi. Namun, karena pada April 2025 komet ini melintas cukup dekat dengan Jupiter, tarikan gravitasi planet raksasa itu membuat periode orbitnya menjadi lebih pendek, sekitar 1.150 tahun.
 
Seperti komet lainnya, Komet Lemmon tersusun dari gas beku yang mulai menguap saat mendekati Matahari, membentuk kepala bercahaya (coma). Gas yang memanas juga melepaskan partikel debu dari inti komet. Angin Matahari lalu mendorong debu dan gas ini, membentuk ekor komet.
 
Para ahli memiliki perbedaan pendapat soal seberapa terang Komet Lemmon saat paling dekat dengan Bumi. Beberapa prediksi optimistis menyebut kecerlangannya bisa mencapai magnitudo +4 hingga +5, cukup untuk dilihat dengan mata telanjang di langit gelap pada awal Oktober.
 
Namun, prediksi lain lebih berhati-hati, memperkirakan kecerlangannya hanya sekitar +7, yang berarti terlalu redup untuk mata telanjang tapi masih bisa terlihat dengan teropong atau teleskop kecil.
 
Saat ini, komet Lemmon berada di rasi bintang Cancer dan hanya bisa dilihat menjelang fajar dengan teleskop. Mulai awal Oktober, komet akan lebih mudah diamati karena semakin terang dan berpindah ke rasi bintang yang lebih mudah dikenali.
  • 6 Oktober: Komet berada dekat bintang Tania Australis di rasi Ursa Major, bisa dilihat dengan teropong.
  • 12 Oktober: Komet mulai bisa diamati setelah matahari terbenam di arah barat laut.
  • 16 Oktober: Komet berada di dekat bintang Cor Caroli, tampak bergerak cepat.
  • 22 Oktober: Komet terlihat tidak jauh dari bintang terang Arcturus di rasi Boötes.
Meski terdengar menjanjikan, perlu diingat melihat komet ini sangat tergantung pada kondisi langit. Jika langit terang karena polusi cahaya kota, komet akan cukup sulit untuk dilihat. Namun, di bawah langit yang benar-benar gelap, komet ini mungkin bisa terlihat sebagai gumpalan cahaya samar dengan warna kehijauan dan ekor tipis berwarna kebiruan.
 
Namun komet terkenal sulit diprediksi. Bisa saja Komet Lemmon menjadi lebih terang dari perkiraan, atau justru lebih redup. Jadi, benda astronomis ini tetap menarik untuk ditunggu perkembangannya. (Alfi Loya Zirga)
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan