Yogyakarta: Lima ribu unit GeNose C19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) siap didistribusikan pada pertengahan Februari 2021. Alat deteksi covid-19 lewat embusan napas besutan tim peneliti UGM ini telah mendapatkan izin edar dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes).
"Kapasitas produksi per Februari 2021 nanti lebih dari 5.000 unit, sudah bisa dipakai dan didistribusikan ke seluruh Indonesia," ungkap Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi (Menristek/BRIN), Bambang Brodjonegoro, dalam siaran pers UGM yang dikutip Rabu, 30 Desember 2020.
Bambang mengatakan, fleksibilitas penggunaan GeNose C19 memungkinkan penempatannya di bandara, stasiun, terminal, rumah sakit, perkantoran, dan tempat umum lain, seperti tempat wisata dan pusat perbelanjaan. Dengan begitu, masyarakat diharapkan dapat beraktivitas dengan aman dan nyaman dalam rangka pemulihan ekonomi.
Baca: Ada CePAD dan GeNose, Menristek Berharap Tiada Lagi Impor Rapid Test
Ia menambahkan, GeNose C19 dapat memperkuat sistem survailans 4T yakni testing, tracing, tracking, serta treatment. Selain itu, gerakan 3M tetap perlu dilakukan yaitu memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak guna meminimalkan penyebaran virus korona baru.
Bambang menegaskan, Indonesia perlu punya kemandirian dalam melakukan testing dan monitoring, terutama untuk skrining. Terkait testing, penggunaan Polymerase Chain Reaction (PCR) terus dilakukan karena merupakan gold standard.
"Namun, untuk skrining disini dituntut kemampuan kita melakukan inovasi melahirkan alat yang bisa melakukan skrining dalam waktu cepat, relatif nyaman, dan tingkat akurasi tinggi," paparnya.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan