Benur atau benih lobster. Foto: Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Benur atau benih lobster. Foto: Kementerian Kelautan dan Perikanan.

LIPI Dorong Penelitian Budidaya Lobster Berkelanjutan

Faustinus Nua • 01 Desember 2020 14:31
Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berupaya memperkuat budidaya lobster secara berkelanjutan di Indonesia. Pasalnya, sejauh ini komoditi lobster masih didapat dari hasil tangkapan alam saja.
 
"LIPI tengah meneliti untuk memperkuat budidaya lobster agar keberlanjutan sumber daya laut tidak hanya bergantung pada hasil tangkapan laut saja," kata Deputi bidang Ilmu Kebumian LIPI, Ocky Karna Radjasa, Selasa, 1 Desember 2020.
 
Ia mengatakan, sebagai negara kepulauan dengan wilayah lautan yang luas, Indonesia memiliki kekayaan terumbu karang sebesar 15 persen dari total terumbu karang di dunia. "Terumbu karang merupakan habitat utama lobster, yang memiliki peran penting secara ekologi maupun ekonomi," kata Ocky.

Baca: Survei IPB: Dua Dusun di Raja Ampat Larang Lobster Ditangkap
 
Sementara itu, Kepala Balai Bio Industri Laut LIPI Ratih Pangestuti mengajak konsumen dapat menjaga keberlangsungan hasil laut, terutama lobster. Cara bisa dengan tidak mengkonsumsi lobster anakan, seafood yang sedang bertelur, atau seafood yang benihnya diambil dari alam. 
 
"Jika menangkap lobster yang seperti itu, wajib dikembalikan ke laut dengan hati-hati," terang Ratih.
 
 

Indonesia memiliki tujuh jenis lobster yang tersebar di seluruh wilayah perairan Nusantara di habitat yang berbeda-beda. Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi, Rianta Pratiwi menjelaskan lobster memiliki siklus hidup, dari telur hingga menjadi lobster dewasa, yang cukup kompleks dan belum diketahui secara rinci.
 
"Telur lobster menetas menjadi larva atau filosoma. Tahapan filosima terdiri dari 11 tingkat sebelum selanjutnya menjadi lobster muda dengan cangkang masih lunak, kemudian menjadi juvenile, dan lobster dewasa," jelas Rianta.
 
Lobster hidup dalam habitat dengan suhu sekitar 20-30 derajat celcius, biasanya di perairan karang mulai dari 100 sampai kurang dari 200 meter. Lobster hidup bersembunyi di antara karang-karang dan berkelompok sehingga tidak mudah untuk ditangkap.
 
Baca: Peneliti UI Kembangkan Pendeteksi Ujaran Kebencian di Twitter
 
Budidaya lobster hingga saat ini masih mengambil benih dari laut sehingga prosesnya hanya dapat dimulai dari tahap pembesaran. Di sisi lain, pengambilan benih lobster untuk budidaya ini harus dibatasi karena pengambilan benih atau benur lobster yang berlebihan dapat mengancam plasma nutfah di alam. Terlebih, berbagai jenis makanan lobster juga dipanen oleh manusia sehingga pasokan pakan di alam berkurang.
 
Peneliti Balai Bio Industri Laut LIPI Sigit Dwi Putro, menjelaskan, saat ini pembenihan lobster karang belum dapat dilakukan di Indonesia. Beberapa negara maju sudah berhasil melakukan pembenihan namun jumlahnya masih sangat terbatas sehingga belum ekonomis. Hal ini tidak lepas dari proses larva lobster karang yang lama.
 
 

"Oleh karena itu, benih untuk budidaya masih diambil dari alam dengan menggunakan alat pengumpul benih baik yang masih bening (benih lobster) atau yang sudah mulai berwarna (juvenile)," jelas Sigit. 
 
Sigit menambahkan, masa pendedaran benih dilakukan dengan menggunakan kurungan bermata satu dengan pakan ikan cacah, dan diberikan rumput laut sebagai pelindung. Masuk tahap pembesaran, lobster dipilah berdasarkan ukuran untuk mengurangi kepadatan dan mengurangi potensi kanibalisme. Masa pemeliharaan untuk mencapai berat 200 gram memerlukan waktu enam hingga tujuh bulan.
 
Peneliti budidaya kelautan, Balai Biro Industri Laut LIPI, Varian Fahmi, menjelaskan, budidaya lobster di laut dapat dilakukan dengan keramba jaring apung. Sementara untuk budidaya darat dapat dilakukan pada bak-bak beton. 
 
Penggunaan pakan buatan seperti moist atau penambahan spirulina dapat mempengaruhi pertumbuhan berat lobster jika dibandingkan dengan pakan ikan rucah. Pakan yang diberikan sebaiknya tidak dalam jumlah yang banyak untuk satu kali pemberian. 
 
"Pemberian pakan dalam jumlah cukup selama beberapa kali dalam sehari dapat mengurangi datangnya biota kompetitor seperti kepiting ke dalam wadah pemeliharaan. Hal ini juga dapat mengurangi biaya pakan untuk pembesaran anakan lobster," ujar Fahmi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan