Temuan ini membuka pemahaman baru mengenai bagaimana ritme pencernaan dapat memengaruhi risiko berbagai penyakit. Penelitian yang dipublikasikan di tahun 2022 ini mengungkapkan waktu yang dibutuhkan kotoran untuk melewati usus bisa berdampak lebih mendalam pada kesehatan ketimbang yang selama ini diperkirakan.
Mulai dari kotoran yang bergerak cepat seperti kereta peluru maupun yang berjalan lebih lambat, keduanya menciptakan lingkungan mikrobioma yang sangat berbeda di dalam usus. Penelitian yang mengumpulkan data dari ribuan pasien ini menemukan kaitan penting antara waktu transit usus dengan berbagai kondisi kesehatan.
Waktu transit lambat dan sembelit telah dikaitkan dengan gangguan metabolik dan inflamasi, serta gangguan neurologis seperti penyakit Parkinson. Sebelum membahas lebih lanjut tentang hubungan antara waktu transit usus dan mikrobioma, penting untuk memahami terlebih dahulu apa sebenarnya mikrobioma itu.
Apa itu mikrobioma?
Mengutip informasi dari laman National Human Genome Research Institute, mikrobioma merupakan komunitas mikroorganisme seperti jamur, bakteri, dan virus yang hidup di lingkungan tertentu. Pada manusia, istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan mikroorganisme yang hidup di dalam atau pada bagian tubuh tertentu, seperti kulit atau saluran pencernaan.Kelompok mikroorganisme ini bersifat dinamis dan berubah sebagai respons terhadap berbagai faktor lingkungan, seperti olahraga, diet, pengobatan, dan paparan lainnya. Mikroba yang hidup di usus membantu pencernaan makanan, sementara bakteri yang hidup di kulit membantu memecah lipid untuk menghasilkan faktor pelembap alami bagi kulit.
Dengan memahami apa itu mikrobioma, kini Sobat Medcom dapat mengetahui proses hubungan kelompok mikroorganisme ini dengan waktu transit usus.
Hubungan mikrobioma dengan waktu transit usus
Ahli gizi dari Universitas Copenhagen, Nicola Procházková, bersama rekannya Henrik Roager, menjelaskan memahami perbedaan waktu transit usus pada setiap individu menjadi kunci penting dalam memajukan ilmu pengetahuan terkait kesehatan pencernaan."Dengan mempertimbangkan perbedaan antar individu dan dalam individu pada waktu transit usus, kita dapat memajukan pemahaman kita tentang interaksi diet-mikrobiota dan tanda-tanda mikrobioma terkait penyakit," kata Procházková dan Roager dikutip dari laman Science Alert, Jumat, 5 Desember 2025.
Tim peneliti menganalisis studi-studi yang meliputi konsistensi tinja, diet, komposisi mikrobioma, dan metabolit yang diproduksi oleh mikroba usus. Penelitian melibatkan orang sehat maupun penderita sindrom iritasi usus, sembelit, dan sirosis hati.
Perbedaan mikrobioma berdasarkan kecepatan transit
Setelah mengumpulkan data dari berbagai penelitian, tim menemukan fakta yang cukup mengejutkan terkait perbedaan mikrobioma pada setiap individu.Hasil analisis menunjukkan temuan menarik. Orang dengan waktu transit usus cepat memiliki mikrobioma yang sangat berbeda dibandingkan dengan mereka dengan waktu transit lambat.
Mereka yang memiliki waktu transit cepat cenderung memiliki mikrobioma didominasi spesies yang tumbuh cepat dan berkembang dengan diet tinggi karbohidrat serta rendah lemak. Sementara itu, waktu transit lambat kadang didominasi spesies yang berkembang dengan protein.
Menariknya, temuan penelitian ini juga mengungkap pola yang tidak terduga terkait keragaman mikrobioma pada kelompok ekstrem. Selain itu, baik kelompok cepat maupun lambat memiliki keragaman mikrobioma lebih rendah dibandingkan dengan orang dengan waktu transit rata-rata.
Hal ini menunjukkan pergerakan ekstrem menciptakan lingkungan di mana spesies spesialis lebih unggul, kemudian menciptakan lingkaran umpan balik yang mempertahankan kondisi tersebut.
Dengan memahami pola mikrobioma berdasarkan waktu transit, para peneliti melihat potensi besar dalam aplikasi medis di masa depan. Para peneliti dalam makalah mereka menjelaskan pentingnya memasukkan pengukuran waktu transit usus sebagai bagian integral dari studi mikrobioma untuk memahami hubungan kompleks antara kesehatan pencernaan dan penyakit.
"Dengan memasukkan pengukuran waktu transit usus dalam studi terkait mikrobioma usus, kita dapat memajukan pemahaman kita tentang hubungan antara mikrobioma usus, diet, dan penyakit. Wawasan seperti itu mungkin menjadi kunci untuk pencegahan, diagnosis, dan pengobatan beberapa penyakit di usus dan di luarnya sepanjang hidup, " tulis Procházková dalam jurnalnya.
Itulah ulasan mengenai hubungan mikrobioma dengan waktu transit usus yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat ya! (Bramcov Stivens Situmeang)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News