GeNose C10 buatan UGM. Foto: Dok Kemenristek
GeNose C10 buatan UGM. Foto: Dok Kemenristek

Kemenristek Hibahkan GeNose UGM untuk Istana

Antara • 04 Januari 2021 20:16
Jakarta: Kementerian Riset dan Teknologi menghibahkan satu unit alat deteksi dini covid-19 bernama GeNose C19 kepada Kantor Staf Kepresidenan (KSP). GeNose C19 merupakan alat screening covid-19 yang diciptakan tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM), yang bekerja berdasarkan sampel embusan napas.
 
"Pemerintah memberikan apresiasi sangat tinggi kepada seluruh tim. Dan saya berterima kasih kepada Menristek telah memberikan hibah ke KSP. Saya berjanji akan menyosialisasikan," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Jakarta, Senin, 4 Januari 2021.
 
Moeldoko mengatakan inovasi yang paling mahal adalah yang dapat menjadi solusi. Saat ini, kata dia, bangsa Indonesia sedang mencari solusi menyiasati perkembangan covid-19 agar bisa terdeteksi dengan cepat.

"GeNose C19 adalah sebuah alat tracing yang dikembangkan UGM dan tim. Alat ini cukup akurat, aman, memiliki skala cepat, murah dan sangat sesuai kondisi," jelas Moeldoko.
 
Moeldoko menekankan kehadiran GeNose C19 telah melampaui negara-negara lain yang saat ini masih mengembangkan penelitian untuk mencegah penyebaran covid-19.
 
"Maka, akan saya dorong secara masif tidak hanya sebagai temuan, tapi untuk meyakinkan semua pihak bahwa GeNose C19 merupakan alat yang diperlukan," jelas Moeldoko.
 
 

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro menyampaikan bahwa GeNose C19 bukan alat diagnosa covid-19, melainkan alat screening. Bambang mengatakan GeNose C19 berbeda dengan alat tes cepat lain karena tidak perlu mengambil sampel darah atau melakukan swab, melainkan melalui embusan napas.
 
"Tingkat akurasi tinggi. GeNose C19 sifatnya menganalisa senyawa dalam embusan napas, di mana senyawa orang yang terkena covid-19 berbeda dengan orang yang tidak terkena covid-19," jelas Bambang.
 
Baca: Jalan Panjang Menguji Efektivitas Vaksin Covid-19
 
Dia mengatakan GeNose C19 adalah alat yang bersifat artificial intellligence atau memiliki kecerdasan buatan. Artinya, semakin lama digunakan, alat ini akan memiliki tingkat akurasi semakin baik.
 
"Untuk saat ini kami hibahkan satu unit GeNose C19 untuk mengantisipasi penyebaran covid-19 di lingkungan Istana. Nantinya, kami juga akan mendorong berbagai pihak, terutama di pusat keramaian seperti bandara, stasiun kereta, terminal bus, kampus, pabrik, dan perkantoran untuk menggunakan alat ini," tutur Bambang.
 
Rektor UGM Panut Mulyono berharap GeNose C19 yang menjadi kontribusi UGM bisa masuk ke dalam ekosistem penanggulangan covid-19 di Indonesia. Nantinya, kata Panut, GeNose C19 yang telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 24 Desember 2020 ini bisa menjadi fungsi diagnostik karena berbiaya murah, memberikan hasil secara cepat, dan bisa dioperasikan tenaga terampil non medis.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan