Fatah melanjutkan, Antasena Biohidrogen Electric Generator ini juga dapat menjadi sebuah investasi yang akan menguntungkan dari segi ekonomi. Berdasarkan analisa yang mereka lakukan, alat ini memiliki nilai pendapatan yang sama besar dengan modal yang dikeluarkan.
"Hal ini membuat tidak adanya kerugian atau keuntungan selama dua tahun, sembilan bulan, 20 hari dalam penggunaannya," paparnya.
Mahasiswa angkatan 2018 ini menuturkan, gas hidrogen yang dapat dihasilkan oleh Antasena Biohidrogen Electric Generator mencapai 5,72 liter setiap jam. Gas hidrogen tersebut dapat dikonversikan ke energi listrik dengan fuel cell. Berdasarkan hal tersebut, alat ini diasumsikan dapat memenuhi kebutuhan listrik dari 16 rumah dengan kapasitas listrik setiap rumah 500 Watt.
"Masyarakat menjadi lebih untung sebesar 87 persen dibanding menggunakan listrik biasa," tuturnya.
Baca: Undip Ciptakan Robot Pelayanan Kesehatan dan Publik
Melalui karyanya tersebut, Tim Antasena ITS telah berhasil meraih Gold Medal dalam ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) pada Desember lalu. Dengan manfaat-manfaat yang dihadirkan dalam menjawab permasalahan energi di Indonesia pada masa yang akan datang, membuat karya dari tim ini dinilai layak mendapatkan penghargaan tersebut.
Fatah berharap agar Tim Antasena ITS dapat terus membuat inovasi-inovasi yang bisa membantu permasalahan masyarakat. Selain itu, ia juga berharap alat buatan timnya ini ke depan dapat diproduksi agar tujuan dari alat tersebut bisa direalisasikan ke masyarakat.
"Dengan begitu, kami dapat membantu masyarakat dalam menghemat penggunaan energi listrik," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News