Turbin gas dan turbin uap beroperasi pada kondisi yang ekstrem dengan beban mekanik tinggi dan lingkungan suhu tinggi yang korosif, sehingga kegagalan pada sistem turbin seringkali terjadi terutama pada komponen sudu turbin. Mekanisme kegagalan atau kerusakan
sudu turbin gas adalah deformasi creep, fatik (fatigue), korosi panas (hot corrosion), dan pemanasan berlebih (overheating).
Dalam pengembangan paduan logam untuk sudu turbin gas, Effendi telah mendesain komposisi kimia dan struktur mikro untuk paduan-super berbasis nikel kristal tunggal generasi baru berdasarkan interaksi unsurunsur paduan pada suhu tinggi. “Paduan-super generasi baru ini dicirikan oleh kandungan unsur refraktori yang tinggi untuk meningkatkan kekuatan creep dan kandungan unsur yang menekan presipitasi fasa yang merusak pada suhu tinggi,” jelas peneliti yang mendalami bidang metalurgi dan material tersebut.
Sedangkan untuk paduan logam untuk sudu turbin uap, Effendi melakukan desain baja tahan karat martensitik dan baja tahan karat austenitik, baik dari sisi komposisi kimia maupun perlakuan panasnya. “Desain menghasilkan baja tahan karat martensitik dengan komposisi modifikasi yang memiliki kekuatan mekanik, ketahanan abrasi, dan ketahanan korosi sumuran yang lebih baik dari baja tahan karat martensitik standar 410,” ungkap Effendi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News