Mastitis subklinis ditandai dengan meningkatnya jumlah sel somatic dalam susu tanpa disertai pembengkakan ambing, jika susu diuji dengan California Mastitis Test (CMT), susu tersebut akan terkoagulasi. Sedangkan mastitis kronis ditandai dengan gejala pembengkakan ambing dalam waktu yang lama.
Demi pencegahan terjadinya mastitis pada sapi perah, katanya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh peternak. Pertama kondisi kandang dan lantai yang basah dan kotor menyebabkan sapi menjadi malas bangun. Posisi tersebut berpotensi meningkatkan paparan bakteri patogen pada ambing dan putting.
Kedua, kebersihan alat pemerah atau pemerah yang tidak terjaga meningkatkan penularan mastitis pada sapi jika ia terkontaminasi bakteri mastitis. Ketiga, tidak adanya pembedaan pemerahan pada sapi yang terkena mastitis dan sapi yang sehat menyebabkan penularan pada sapi yang sehat.
Baca: Produk Eucalyptus Balitbang Kementan Lolos Uji Klinis Covid-19
Keempat, tidak dilakukan teat dipping (pencelupan puting). Teat dipping hendaknya dilakukan pemerah setiap selesai melakukan pemerahan untuk mencegah kontaminasi bakteri dan kelima faktor-faktor lainnya pun perlu diperhatikan seperti pergantian udara, iklim maupun ketersediaan air bersih.
Peningkatan kebersihan kandang dan petugas pemerah serta diikuti dengan teat dipping dengan larutan antiseptik merupakan cara yang dianjurkan sebagai bagian manajemen pemeliharaan sapi perah.
"Penggunaan larutan antiseptik yang mengandung yodium, larutan asam klorus serta kloroksida sebagai larutan teat dipping sebelum dan sesudah pemerahan terbukti efektif menurunkan insiden mastitis pada sapi perah," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News