Malang: Pakar peternakan Universitas Brawijaya (UB) Puguh Surjowardojo mengemukakan larutan ekstrak herbal yang memiliki senyawa antimikroba mampu menghambat pertumbuhan bakteri pada sapi perah. Ini tengah dikembangkan para peneliti.
"Saat ini alternatif yang kami kembangkan bersama para peneliti di Indonesia adalah menggunakan larutan ekstrak herbal yang memiliki senyawa antimikroba, yaitu senyawa flavonoid, saponin dan tanin," kata Puguh di Malang, Jawa Timur, Jumat, 7 Mei 2021.
Ia mengemukakan tanaman herbal ini terdapat di sekitar peternak, seperti daun kersen, daun binahong, daun sirih hijau, daun sirih merah, daun beluntas, daun kelor, dan buah mahkota dewa. Ternyata, memberikan hasil yang memuaskan, karena ekstrak larutan tersebut mampu menghambat pertumbuhan bakteri.
Temuan tersebut perlu upaya untuk mewujudkan hilirisasi ekstrak herbal menjadi sediaan yang terjangkau dan murah harganya bagi peternak rakyat untuk pencegahan mastitis. Manajemen pencegahan mastitis dimulai dengan mengenali sedini mungkin gejala subklinis mastitis, sehingga dapat mencegah kerugian yang berakibat pada tingginya morbiditas hingga mortalitas sapi perah.
Baca: Terbanyak, 348 Proposal UGM Dapat Pendanaan PKM Kemendikbudristek
Pada industri sapi perah, kata dia, mastitis merupakan momok yang menakutkan. Mastitis ini menimbulkan kerugian ekonomi yang amat besar, karena menurunkan produksi dan kualitas susu. Selain itu, mastitis mengakibatkan kerugian, karena infeksi yang terjadi pada sapi perah dapat dengan mudah menular kepada sapi perah lainnya.
Mastitis adalah suatu kondisi peradangan (inflammation) spesifik pada kelenjar mammae, akibat infiltrasi mikroba pathogen mastitis dalam puting (teat) atau akibat adanya luka yang dapat menimbulkan peluang infeksi, baik secara akut, sub-akut maupun kronis.
Mastitis klinis menunjukkan gejala pembengkakan pada ambing, meningkatnya suhu tubuh, nafsu makan menurun dan disertai perubahan komposisi susu maupun ambing.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan