Namun, ditemukan jejak-jejak sungai kuno, dasar danau, dan mineral yang hanya terbentuk dengan bantuan air menunjukkan bukti Mars pernah memiliki air dalam jumlah signifikan. Lalu, apa yang menjadi penyebab hilangnya air-air tersebut dari planet Mars?
Pesawat antariksa NASA menemukan 'peluru matahari' adalah faktor yang mungkin menyebabkan hilangnya air di Mars dan membuktikan teori yang telah ada selama puluhan tahun. Simak lebih lengkap penemuannya dikutip dari laman Live Science:
Setelah hampir satu dekade mengorbit, pesawat ruang angkasa MAVEN milik NASA untuk pertama kali berhasil mengamati langsung proses yang selama ini diduga para ilmuwan sebagai penyebab hilangnya atmosfer Mars.
Temuan ini, yang diterbitkan pada 28 Mei di jurnal Science Advances, membantu menjawab pertanyaan lama tentang bagaimana Mars berubah dari dunia yang berpotensi dihuni dengan sungai dan danau menjadi gurun beku yang kita lihat hari ini.
Meskipun Mars saat ini kering, dingin, dan hampir tanpa udara, permukaannya menunjukkan bukti tak terbantahkan tentang Mars masa lalu yang lebih basah. Ada jejak menyerupai lembah sungai kuno, dasar danau, dan mineral yang hanya dapat terbentuk di hadapan air.
Semua ini menunjukkan adanya danau yang bertahan lama, bahkan mungkin laut dangkal, yang mengalir di permukaan Mars miliaran tahun lalu. Namun, agar air cair dapat bertahan, Mars memerlukan atmosfer yang jauh lebih padat untuk mempertahankan panas dan menjaga tekanan permukaan yang lebih tinggi.
Memahami kapan dan bagaimana atmosfer tersebut menghilang sangat penting untuk merekonstruksi evolusi iklim Mars, serta menentukan berapa lama planet Mars mungkin tetap layak huni.
Selama dekade terakhir, para ilmuwan telah mengumpulkan banyak bukti bahwa angin matahari (aliran konstan partikel terionisasi yang dipancarkan dari matahari) serta radiasi telah mengikis sebagian besar atmosfer Mars. Di antara mekanisme yang paling signifikan di balik erosi ini adalah proses yang disebut sputtering, di mana partikel berenergi tinggi dari angin matahari bertabrakan dengan atmosfer atas planet.
Baca juga: Penelitian: Mars Punya Cadangan Air Cair Besar di Bawah Permukaan, Bukti Potensi Kehidupan |
Tabrakan ini mentransfer cukup energi untuk melepaskan atom-atom netral dari tarikan gravitasi Mars dan melemparkannya ke luar angkasa.
“Ini seperti melompat ke kolam renang dengan gaya cannonball,” kata Shannon Curry, peneliti utama misi MAVEN dari Universitas Colorado Boulder yang memimpin penelitian ini. "Cannonball, dalam hal ini, adalah ion berat yang menabrak atmosfer dengan kecepatan tinggi dan mencipratkan atom dan molekul netral ke luar."
Meskipun sputtering sudah lama diduga menjadi faktor kunci dalam evolusi iklim Mars, ini adalah pertama kalinya proses tersebut dapat diamati secara langsung. Dengan menggunakan data selama sembilan tahun dari wahana antariksa MAVEN, Curry dan timnya berhasil merekam proses sputtering yang terjadi saat ini di Mars.
Para peneliti menggabungkan data dari tiga instrumen MAVEN dan berhasil menciptakan peta rinci argon, gas mulia, di atmosfer atas Mars. Argon adalah indikator ideal untuk pelarian atmosfer semacam ini karena bersifat kimiawi inert, berat, dan tahan terhadap pengisian muatan.
Hal ini membuatnya tidak mungkin berinteraksi dengan proses atmosfer lainnya, sehingga setiap kehilangan argon yang signifikan menjadi bukti jelas dari sputtering.
Melalui penelitian ini, MAVEN menemukan konsentrasi argon tertinggi pada ketinggian di mana partikel angin matahari bertabrakan dengan atmosfer Mars. Keberadaannya jauh lebih tinggi ketimbang yang diharapkan secara alami oleh gravitasi planet, sehingga temuan ini memberikan bukti langsung bahwa sputtering secara aktif mengangkat dan menghilangkan molekul dari Mars, menurut penelitian baru ini. Proses ini bahkan mungkin menjadi penyebab utama di balik hilangnya atmosfer Mars yang pernah tebal.
Data MAVEN juga mengungkapkan proses ini terjadi dengan laju empat kali lebih tinggi ketimbang yang diprediksi oleh model sebelumnya. Ini memberikan gambaran tentang seberapa besar proses ini mungkin terjadi di masa awal sejarah Mars, ketika planet tersebut lebih rentan terhadap energi matahari.
Ilmuwan menduga proses ini sangat intens pada miliaran tahun lalu, ketika Matahari lebih aktif dan Mars telah kehilangan medan magnet pelindungnya. Tanpa perisai magnetik tersebut, atmosfer Mars menjadi rentan terhadap kekuatan penuh angin matahari, mempercepat erosi dan mendorong planet merah ini melewati titik kritis di mana air cair tidak lagi dapat bertahan.
“Hasil ini menetapkan peran sputtering dalam hilangnya atmosfer Mars dan dalam menentukan sejarah air di Mars,” kata Curry dalam pernyataan tersebut.
Untuk sepenuhnya menentukan apakah sputtering memang menjadi pendorong utama perubahan iklim jangka panjang Mars, para ilmuwan perlu meneliti miliaran tahun ke masa lalu menggunakan model, data isotop, dan petunjuk iklim kuno. Hanya dengan begitu mereka dapat menilai apakah sputtering hanya menyentuh pinggiran atmosfer Mars atau mengikisnya hingga habis. (Alfi Loya Zirga)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id