Mengutip laman sciencealert.com di sini, penelitian menarik ini telah dipublikasi di Journal of Research in Personality. Pada tahun 2021 sebuah tim peneliti membuat kuesioner yang dapat memberi gambaran seberapa besar tingkat sifat psikopat pada kucing berdasarkan model triarkis psikopati, model tes psikologi yang dibuat untuk manusia.
Model ini mengukur tingkat keberanian ekstrem (boldness), kekejaman (meanness), dan ketidakmampuan mengendalikan diri (disinhibition) untuk menilai kecenderungan psikopat secara keseluruhan. Biasanya, tes ini ditujukan untuk manusia, tetapi yang membuatnya unik adalah tes ini dikembangkan dan diterapkan pada kucing.
Kuesioner dapat diakses secara online bagi siapa saja yang ingin mencobanya. Setelah kuesioner selesai diisi, sistem akan memberikan hasil berupa tabel yang disebut CAT-Tri+ untuk mengetahui tingkat psikopat kucing. Tim peneliti berharap dengan mengetahui skor ini dapat meningkatkan hubungan antara manusia dan kucing.
"Kucing-kucing kami dan perbedaan kepribadian mereka menginspirasi kami untuk memulai penelitian ini," kata psikolog Rebecca Evans, dari Universitas Liverpool di Inggris.
Evans mengungkapkan, ia tertarik pada bagaimana persepsi pemilik kucing terhadap tes psikopat ini dapat memengaruhi hubungan mereka dengan hewan peliharaannya. “Kucing saya, Gumball, memiliki nilai yang relatif tinggi dalam skala disinhibition, yang membuatnya sering mengeong keras, senang mencari kedekatan dengan menempel dan mudah bersemangat."
Kuesioner ini terdiri dari 46 pertanyaan yang dirancang untuk mengukur skor CAT-Tri+ kucing, yang mencerminkan tingkat sifat psikopatnya. Beberapa pertanyaan mencakup seberapa berani kucing saat menjelajah, bagaimana reaksinya terhadap bahaya, bagaimana reaksinya terhadap kucing lain, dan seberapa baik ia mengikuti aturan rumah.
Kuesionernya juga mengeksplorasi sifat-sifat yang umum pada kucing seperti perubahan suasana hati yang tiba-tiba, agresi terhadap orang baru, dan reaksi terhadap belaian atau elusan. Pada setiap pertanyaan kuesionernya, pengisi dapat menjawab dalam skala "tidak menggambarkan kucing saya" hingga "menggambarkan kucing saya dengan sangat baik".
Pengukur keramahan terhadap manusia dan keramahan terhadap hewan peliharaan lain, juga disertakan dalam tes ini, sebagai faktor tambahan untuk membantu memahami hubungan antara kucing dan pemiliknya.
"Kemungkinan besar semua kucing memiliki unsur psikopat karena hal ini akan sangat membantu nenek moyang mereka dalam memperoleh sumber daya: misalnya makanan, wilayah, dan kesempatan kawin," kata Evans.
Baca juga: 'Kucing Oren' Dianggap Barbar, Apakah Warna Tubuh Menentukan Karakternya? |
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang kucing kita. Misal, kucing yang memiliki nilai lebih tinggi untuk keberanian mungkin akan sering menghabiskan lebih banyak waktu untuk mencakar tiang atau memanjat rintangan.
Kucing yang tidak diinginkan masih sering ditelantarkan atau dititipkan di tempat penampungan (di mana mereka mungkin akan disuntik mati), dan tim peneliti berharap studi psikologis seperti ini dapat membantu mengidentifikasi perilaku yang tidak diinginkan pada kucing, sehingga pemiliknya dapat melakukan penyesuaian pada lingkungan atau pelatihan yang sesuai terhadap kucing.
Hubungan antara 2.042 pemilik kucing dan hewan peliharaannya dipelajari untuk menghasilkan kuesioner akhir, dan para peneliti juga dapat melihat beberapa pola dari para sukarelawan yang telah menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kuesionernya. (Alfi Loya Zirga)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id