Guru Besar Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM), Hendrokumoro. DOK UGM
Guru Besar Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM), Hendrokumoro. DOK UGM

Penutur Bahasa Jawa Capai Lebih dari 80 Juta Jiwa, Tapi Penggunaanya Makin Terbatas

Renatha Swasty • 09 Mei 2025 23:07
Jakarta: Jumlah penutur Bahasa Jawa merupakan yang terbesar di Indonesia. Namun, seperti halnya bahasa daerah lain, bahasa Jawa mengalami sejumlah tantangan terhadap upaya eksistensi pelestariannya.
 
Arus globalisasi, kemajuan teknologi, serta perubahan gaya hidup masyarakat memengaruhi penggunaan dan perkembangan bahasa Jawa. Khususnya, di kalangan generasi muda seiring maraknya penggunaan bahasa dan budaya asing.
 
Guru Besar Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Hendrokumoro, M. Hum., mengatakan kajian mengenai Bahasa Jawa dan bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia memerlukan perhatian lebih mendalam. Khususnya dari kalangan akademisi, pegiat kebahasaan, dan peneliti.

“Bahasa tidak hanya mencerminkan nilai dan norma budaya, tetapi juga mewujudkan dan mengaktualisasikan kehidupan sehari-hari. Melalui medium bahasa, manusia mengekspresikan pengalaman hidupnya, membentuk interaksi sosial, serta mengonstruksi makna dalam konteks budaya dan historis tertentu,” kata Hendrokumoro dalam pidato pengukuhan jabatan Guru Besar berjudul “Eksistensi Bahasa Jawa Saat Ini beserta Peran, Tantangan, dan Peluangnya” dikutip dari laman ugm.ac.id, Kamis, 9 Mei 2025.
 
Ia mengatakan jumlah penutur bahasa Jawa diperkirakan mencapai lebih dari 80 juta jiwa. Kajian ini akan berkontribusi terhadap pemahaman kolektif mengenai posisi strategis bahasa Jawa dalam konstelasi perkembangan bahasa-bahasa daerah di Indonesia.
 
Baca juga: Guru Besar UGM Sebut Sastra Mestinya Boleh Menyinggung SARA

Penggunaan bahasa Jawa yang cenderung terbatas pada konteks tertentu, seperti dalam ruang lingkup keluarga atau komunitas tradisional, berisiko semakin terpinggirkan oleh dominasi bahasa Indonesia dan bahasa asing. Oleh karenanya, penting untuk merancang strategi serta kebijakan yang dapat mendukung pelestarian bahasa Jawa tanpa mengabaikan adanya dinamika sosial yang berkembang.
 
Dalam kesehariannya, masyarakat Jawa memanfaatkan bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan gagasan, yang kerap muncul melalui percakapan rutin. Penting untuk dipahami ungkapan dalam bahasa Jawa mengandung makna mendalam dan relevan dalam pembentukan karakter serta nilai kehidupan masyarakat.
 
“Ungkapan Jawa tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi, tetapi juga sebagai media transmisi nilai budaya yang membentuk identitas dan perilaku sosial,” papar dia.
 
Menurutnya, upaya pelestarian dan pengembangan bahasa Jawa memerlukan perhatian serius. Mengingat, selain mengandung nilai-nilai kearifan lokal, bahasa ini juga memiliki dimensi budaya yang signifikan yang dapat memberikan manfaat besar dalam kehidupan masyarakat.
 
“Apabila upaya tersebut dapat terealisasi dengan baik, maka dampaknya tidak hanya akan memperkuat keberadaan bahasa Jawa, tetapi juga dapat berdampak pada peningkatan nilai ekonomi yang menyertainya,” kata dia.
 
Prof. Dr. Hendrokumoro merupakan salah satu dari 530 Guru Besar aktif di tingkat Universitas dan termasuk 17 dari 45 Guru Besar yang pernah dimiliki oleh FIB UGM.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan