Ilustrasi rumput lait. Foto: Dok. UGM
Ilustrasi rumput lait. Foto: Dok. UGM

Alternatif Styrofoam, Mahasiswa UGM Gagas Kemasan Makanan dari Rumput Laut

Citra Larasati • 05 Agustus 2021 14:09
Jakarta:  Penggunaan styrofoam sebagai pembungkus makanan cukup populer dan banyak dijumpai di Indonesia. Selain tidak ramah lingkungan, styrofoam mengandung zat berbahaya yang tidak baik bagi tubuh.
 
Dalam styrofoam terdapat senyawa benzena dan styrene yang memiliki efek samping bagi kesehatan. WHO menyatakan jika benzena dapat memicu munculnya sel kanker. Sedangkan styrene dapat mengakibatkan berbagai persoalan kesehatan seperti sakit kepala, gangguan saraf, leukimia dan lainnya.
 
Kondisi tersebut mendorong empat mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk mencari solusi untuk mengurai persoalan yang ada. Mereka menggagas pengembangan kemasan makanan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan dari rumput laut sebagai pengganti kemasan styrofoam.

“Keberadaan rumput laut di Indonesia cukup melimpah dan berpotensi digunakan sebagai bahan kemasan di masa depan yang aman dan ramah lingkungan,” papar ketua tim pengembang, Ilham Firdhausi, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 5 Agustus 2021.
 
Gagasan pengembangan bioplastik dari rumput laut ini lahir dari pemikiran Ilham bersama dengan teman satu fakultasnya di Teknologi Pertanian, yakni I Nyoman Anggie Pratishta dan Arif Ramadhan serta Dimas Wahyu Prasetyo dari Fakultas Biologi di bawah bimbingan Andika Wicaksono Putro.  Konsep tersebut berhasil lolos mendapatkan pendanaan dari Kemendikbudristek melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Gagasan Futuristik (PKM-GFK) 2021.
 
Baca juga:  Inovasi Mahasiswa UMP, Permen Anticorona Terbuat dari Bawang Merah
 
Ilham menjelaskan, pemilihan rumput laut sebagai bahan kemasan karena di dalamnya mengandung senyawa karagenan. Senyawa ini merupakan salah satu fikokoloid yang menunjukkan kemampuan pembentukan film yang sangat baik.
 
Dalam pembuatan bioplastik, rumput laut ini menggunakan karagenan sebagai bahan utama. Lalu, diberikan penambahan bahan pendukung yaitu gliserol, air dan beeswax. Berikutnya, karagenan dicampur dengan air dan gliserol untuk dipanasakan lalu diberikan tambahan beswax.
 
Setelah larut, lalu disaring yang selanjutnya dicetak sebagai kemasan makanan. Terakhir dilakukan proses pengeringan sebelum siap digunakan.
 
 
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan