Jakarta: Ada pendapat yang mengatakan antibodi dalam tubuh yang dihasilkan vaksin Covid-19 Sinovac menurun setelah 6 bulan menerima vaksin dosis kedua. Meski begitu, setiap orang yang sudah melakukan vaksin covid-19 Sinovac dua dosis diyakini sudah memiliki antibodi yang tinggi untuk melawan virus korona.
Pakar mikrobiologi UGM, Prof. dr. Tri Wibawa, Ph.D, Sp.MK., berpendapat saat ini telah banyak vaksin yang diizinkan untuk dipergunakan di Indonesia. Semua vaksin tersebut memiliki potensi menurun angka proteksinya jika terdapat varian virus baru.
Meski begitu hal ini perlu pembuktian secara ilmiah. Untuk membuktikannya diperlukan studi yang komprehensif sehingga jika hal itu belum dilakukan maka vaksin masih relevan untuk dipergunakan.
“Saat ini terdapat empat variant of concern (VOC), yaitu alpha, beta, gamma dan delta, dan empat variant of interest (VOI) yaitu eta, iota, kappa, dan lambda. VOC yang sedang menjadi perhatian di Indonesia dan di banyak negara lainnya adalah varian delta, yang memiliki kecepatan menular yang tinggi," ujarnya, di Kampus UGM, Selasa, 3 Agustus 2021.
Menurutnya, semua vaksin yang direkomendasikan oleh BPOM adalah vaksin yang telah teruji memiliki keamanan dan efikasi yang baik untuk mencegah covid-19. Semua jenis vaksin yang direkomendasikan ini dinilai cukup baik untuk membentuk antibodi.
Baca juga: Kembangkan Dua Skema Vaksin, UNAIR Akui Ada Formula Rahasia
Tri Wibawa menyebut, proteksi optimal vaksin terhadap covid-19 tercapai kira-kira dua pekan setelah vaksinasi yang kedua. Hanya saja, ia mengingatkan bahwa vaksin hanyalah salah satu upaya pencegahan infeksi SARS-CoV-2.
“Hal lain yang tetap harus diterapkan adalah penerapan protokol kesehatan secara konsisten dan gaya hidup sehat untuk meningkatkan kekebalan tubuh," katanya.
FOLLOW US
Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan