Namun, sebuah penelitian terbaru justru menemukan fakta mengejutkan. Ternyata, kerusakan pada satu gen saja sudah cukup untuk memicu gangguan mental. Penemuan ini menjadi terobosan baru di dunia sains dan kesehatan.
Dilansir dari ScienceAlert dan jurnal Molecular Psychiatry, para ilmuwan dari Leipzig University, Jerman, baru saja menemukan "tersangka tunggal" dalam kasus gangguan mental tertentu. Gen tersebut bernama GRIN2A.
"Temuan kami menunjukkan bahwa GRIN2A adalah gen pertama yang diketahui bisa menyebabkan penyakit mental dengan sendirinya (tanpa bantuan gen lain)," jelas peneliti utama studi ini Johannes Lemke dikutip Senin, 8 Desember 2025.
Jadi, ibarat sebuah orkestra, jika sebelumnya kita mengira musik menjadi sumbang karena banyak pemain yang salah nada, penemuan ini menunjukkan satu pemain biola yang salah saja (Gen GRIN2A) sudah bisa merusak seluruh pertunjukan.
Apa Itu Gen GRIN2A?
Secara sederhana, gen GRIN2A bertugas mengatur "reseptor" atau penerima sinyal di otak kita. Reseptor ini penting untuk aktivitas otak yang berkaitan dengan memori dan pembelajaran.Baca Juga :
Kurang Tidur Picu Gangguan Kesehatan Mental
Ketika gen ini mengalami mutasi atau perubahan, sinyal di otak menjadi tidak lancar. Studi menemukan mutasi gen ini sering dikaitkan dengan skizofrenia onset dini (skizofrenia yang muncul saat usia anak-anak atau remaja). Padahal, biasanya gangguan ini baru muncul saat seseorang beranjak dewasa.
Biasanya, kerusakan genetik dikaitkan dengan masalah fisik atau perkembangan otak yang berat, seperti epilepsi. Namun, studi terhadap 121 partisipan ini menemukan fakta unik.
Ada anak-anak yang secara fisik dan kecerdasan (intelektual) normal, namun karena memiliki mutasi gen GRIN2A ini, mereka mengalami gejala psikiatris seperti kecemasan berlebih, gangguan mood, hingga halusinasi sejak dini.
Penemuan ini penting buat dunia pendidikan dan kesehatan, karena dengan mengetahui akar masalahnya yang spesifik, dokter bisa memberikan obat yang lebih tepat.
Dalam studi ini, peneliti mencoba memberikan asam amino bernama L-serine kepada pasien. Hasilnya luar biasa! Zat ini berhasil "memperbaiki" kinerja reseptor otak tadi. Beberapa pasien melaporkan halusinasinya hilang dan emosinya menjadi jauh lebih stabil.
Nah, jadi sekarang Sobat Medcom tahu bahwa ilmu genetika itu terus berkembang. Tes genetik di masa depan mungkin bisa menjadi kunci untuk mendeteksi dan mengobati masalah kesehatan mental lebih dini. (Sultan Rafly Dharmawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News