Penelitian pengembangan obat antimalaria
Penelitian lain yang berkesan bagi Aty adalah saat pengembangan obat antimalaria dari tanaman. Riset tersebut merupakan kerja sama penelitian dengan Mitra Industri PT Kimia Farma Tbk.“Dari penelitian ini telah diperoleh prototipe obat herbal sambiloto yang bisa digunakan secara komplementer dalam pengobatan penyakit malaria,” tutur dia.
Saat ini Aty dan tim sedang melakukan topik penelitian isolasi senyawa aktif antimalaria dari tanaman genus Artocarpus. Aty juga sudah berencana untuk beberapa penelitian ke depan.
Motivasi riset
Setiap tahun, Aty dan tim riset grup selalu mengajukan pendanaan penelitian baik di internal Unair maupun dari Kemendikbud. Dia juga akan melaksanakan penelitian terkait kolaborasi international dengan UiTM Malaysia. Riset terkait penemuan obat preventif penyakit malaria yang nantinya bekerja sama dengan TNI AD.Banyak manfaat yang akan didapatkan dari penelitian. Penelitian berguna untuk mengembangkan keilmuan dan memperoleh penemuan baru yang bermanfaat tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga mahasiswa, fakultas, Unair, dan masyarakat luas.
Selain itu, penelitian dan pengembangan obat dari bahan alam sangat menarik dan masih perlu terus dilanjutkan. Khususnya, penemuan obat malaria atau obat penyakit infeksi lainnya. Saat ini sudah banyak parasit atau mikroba yang resisten terhadap obat-obatan yang ada.
“Indonesia memiliki sumber bahan alam berupa tanaman maupun biota laut yang sangat melimpah, namun hanya sedikit yang dieksplor untuk dijadikan bahan obat,” ujar dia.
Aty menjunjung nilai-nilai yang termaktub dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dia menilai selain nilai pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat, penelitian adalah satu hal penting oleh dosen.
“Seorang dosen tanpa penelitian seperti tentara tanpa senjata,” tutur dia.

Peneliti Unair Aty Widyawaruyanti dan tim sedang meneliti. DOK Unair
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News