Alat Kolénjér yang digunakan masyarakat Baduy. (Foto: Elis Suryani Nani Sumarlina)
Alat Kolénjér yang digunakan masyarakat Baduy. (Foto: Elis Suryani Nani Sumarlina)

'Kolenjer' dan 'Sastra' di Penanggalan Masyarakat Baduy, Bisa Hitung Hari Baik dan Nahas

Citra Larasati • 27 Juli 2021 17:23

Alat Sastra
 
Sementara sastra adalah alat perhitungan yang terbuat dari sebilah bambu yang digunakan untuk menentukan sikap dan tindakan berdasarkan sifat yang terdapat dalam diri manusia.
 
Pada bagian punggung sastra, yakni pada hinis ‘sembilu’ diberi garis-garis dengan goresan memanjang, terbagi atas 20 bagian dan setiap bagian itu memiliki garis dengan jumlah yang tidak sama, berkisar antara 1 sampai 9 buah garis.

“Pembagian tersebut mengacu kepada aksara Cacarakan (Hanacaraka) yang digunakan dalam perhitungan berdasarkan urutan aksara tersebut, yakni aksara /ha/ sampai /nga/,” terang Elis.
 
Urutan pertama dimulai dari ujung pegangan sastra yang dinyatakan dengan garis-garis, dan setiap ruang dibatasi oleh bulatan kecil. Urutan aksara dan jumlah garis menunjukkan nilai dari aksara Cacarakan dimaksud. Misalnya ha nilainya 4;  na = 3; ca = 3, ra = 2; ka = 2; da = 3; ta = 3; sa = 2; wa = 4; la = 5; pa = 2; dha = 5; ja = 3; ya = 8; nya = 9; ma = 1; ga = 7; ba = 5; tha = 6; dan  nga = 6.
 
Elis menjelaskan, atas dasar nilai dari setiap aksara dimaksud, siapapun orangnya dapat dihitung dan dicocokkan naktunya berdasarkan maksud dan keinginannya. Selain itu, dapat juga dihitung hari baik untuk melaksanakan pekerjaannya.
 
Demikian halnya dengan hari naas ‘sialnya’, sehingga orang dapat menghindari tindakan tertentu lewat baik buruknya suatu tindakan yang akan dilakukannya.
 
Peran Sastra
 
Elis mengatakan, sastra dapat digunakan untuk beragam keperluan, di antaranya menentukan hari baik untuk melaksanakan perkawinan atau hajatan lainnya dengan cara mencari hari naas “sialnya”. Hal ini dilakukan agar hajatan yang akan berlangsung berjalan dengan selamat dan lancar.
 
Selain itu, sastra pun digunakan untuk menentukan kegiatan berhuma atau berladang, utamanya untuk mengetahui kapan kegiatan itu bisa dimulai. Hal ini bertujuan agar bisa menghindari salah tindak dan mengurangi risiko yang mungkin akan timbul akibat salah tindak tersebut, sehingga kapan kegiatan itu dimulai perlu diperhitungkan terlebih dahulu dengan cermat.
 
 
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan