Situasi ini ditenggarai akibat minimnya akses data serta kurangnya kreativitas dalam penyusunan dan pengolahan data desa. Selain itu, pada umumnya data desa masih diolah secara manual sehingga berimbas pada pembangunan desa menjadi tidak terukur.
"Solusi yang ditawarkan adalah dengan membangun data desa presisi. Data yang memiliki tingkat akurasi dan ketepatan yang tinggi untuk memberikan gambaran kondisi aktual desa yang sesungguhnya," jelas Sofyan.
Baca: GeNose UGM Diharapkan Bisa Diproduksi Massal Akhir November
Data ini, kata dia, diambil, divalidasi, dan diverifikasi oleh warga desa, dibantu oleh pihak luar desa, misalnya perguruan tinggi. Membangun desa presisi adalah gagasan yang sudah dikomunikasikan di tingkat desa hingga tingkat Kementerian.
Menurutnya, kualitas data sangat menentukan keberhasilan pembangunan. Data presisi ini menentukan ketepatan perencanaan dan implementasi pembangunan desa.
Data desa presisi dapat berbentuk data citra desa dengan resolusi tinggi hingga lima centimeter. Di samping itu, juga ada data numerik dan data deskriptif yang bisa diakses melalui aplikasi Merdesa.
"Konsep desa data presisi ini sifatnya partisipatif untuk dilakukan semua pihak sehingga akurasi data bisa tinggi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News