Mahasiswa kelahiran 18 Juli 2001 ini melanjutkan, sisa gas karbondioksida yang belum terabsorpsi dengan baik pada proses sebelumnnya akan secara otomatis diabsorpsi kembali melalui membran zeolite. "Membran ini dipilih sebab memiliki pori-pori yang seragam dan selektifitas yang tinggi," jelasnya.
Selanjutnya, kata dia, hasil outlet pada proses sebelumnya akan menjadikan gas karbondioksida menjadi lebih bersih. Sedangkan untuk gas karbondioksida yang telah diabsorpsi dengan pelarut NaOH selanjutnya akan ditampung dalam tangki penampung karbondioksida dan absorben (cairan yang dapat melarutkan bahan yang akan diabsorpsi pada permukaannya).
Baca: Dosen IPB Kenalkan Remote Sensing untuk Atasi Masalah Sampah di Laut
Ia menjelaskan, rancang bangun teknologi membran ini memiliki beberapa keunggulan inovasi. Misalnya, harga yang murah, tidak membutuhkan tempat yang luas dalam penggunaannya, membutuhkan energi yang rendah, dan memiliki efisiensi penyerapan gas karbondioksida sekitar 80 – 85 persen.
Tim bimbingan Afan Hamzah ini berhasil menjadi yang terbaik pada Lomba Karya Tulis Ilmiah RESPON 2021 yang diselenggarakan oleh PT Petro Oxo Nusantara, pekan lalu. Pada kompetisi ini, Aldi dan Yoga berhasil menyisihkan 183 paper nasional lainnya.
Aldi berharap ide yang mereka gagas selama sebulan ini dapat direalisasikan di Indonesia, khususnya di area industrialisasi. "Harapannya, teknologi membran ini dapat diterapkan di industri petrokimia guna mengurangi emisi gas CO2," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News