Ilustrasi. Foto: MI/Amiruddin Abdullah Reubee
Ilustrasi. Foto: MI/Amiruddin Abdullah Reubee

2050, Jumlah Sampah Plastik di Laut Diprediksi Lebih Banyak Ketimbang Ikan

Arga sumantri • 02 Desember 2021 14:52

Fiber dan fragmen adalah jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan. Keduanya berasal dari pakaian dengan serat sintetis, alat pancing, dan jaring ikan.
 
Keberadaan mikroplastik di dalam perut ikan dan sumber air tawar dapat menjadi jalan masuk ke tubuh manusia. Mikroplastik mengandung berbagai zat aditif yang berbahaya bagi kesehatan. 
 
"Plastik dapat menyerap bahan kimia berbahaya yang terlarut dalam air dan semakin kecil ukuran partikel plastik, ia akan semakin efisien dalam mengakumulasi toksin," kata Amanda.

Ia menambahkan,  polusi udara juga mengandung mikroplastik berukuran 10 – 25 mm yang dapat terakumulasi di saluran pernapasan dan paru-paru, sehingga akan mengganggu sistem pernapasan. Potensi bahaya mikroplastik lainnya pada kesehatan manusia adalah memicu pertumbuhan tumor, penghambat sistem imun, dan mengganggu sistem reproduksi. 
 
Saat ini, keberadaan mikroplastik belum berada di tingkat yang mengancam. Namun, seiring berjalannya waktu jumlahnya akan meningkat dan bahanya akan semakin nyata.
 
Jika tertelan oleh mamalia laut karena menyerupai mangsa alaminya, mikroplastik dapat mengakibatkan rusaknya organ pencernaan karena sulit atau tidak bisa dicerna. Kemudian, mengurangi cadangan energi pada tubuh, dapat mengganggu sistem reproduksi, dan yang paling fatal dapat menyebabkan kematian.
 
Baca: BRIN: Kemampuan Invensi dan Inovasi Perkuat Daya Saing Bangsa
 
Amanda juga menerangkan tentang nanoplastik. Plastik yang memiliki ukuran sangat kecil, 1 nm – 1 mm, seukuran dengan DNA dan virus. Karena ukurannya yang lebih kecil dari mikroplastik, ia sangat sulit diamati dan dapat dengan mudah masuk ke jaringan tubuh.
 
Sampah plastik tidak hanya mengancam kesehatan manusia, tetapi juga memengaruhi perubahan iklim dunia. United Nations kini menyatakan deklarasi perang terhadap sampah plastik. Berbagai negara, termasuk Indonesia juga mulai melakukan komitmen yang sama. 
 
"Langkah sederhana yang dapat kita lakukan adalah mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai dan melakukan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle)," ungkap Amanda.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan