Mendiktisaintek, Brian Yuliarto (tengah) saat Ngopi Bareng. Foto: Kemendiktisaintek
Mendiktisaintek, Brian Yuliarto (tengah) saat Ngopi Bareng. Foto: Kemendiktisaintek

Catat, Program Penelitian dan Pengabdian Masyarakat 2025 Fokus di 8 Bidang Ini

Citra Larasati • 04 Maret 2025 10:22
Jakarta:  Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan meluncurkan Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2025.  Program pendanaan kompetitif ini akan dibuka mulai 10 Maret hingga 7 April 2025.
 
Pengusulan proposal dapat dilakukan melalui platform Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (BIMA). Kemdiktisaintek mengundang para dosen untuk mengajukan proposal berkualitas yang dapat mendorong inovasi berbasis sains dan teknologi serta memberikan dampak nyata bagi masyarakat di seluruh Indonesia.
 
Dalam program ini, Kemendiktisaintek menetapkan delapan bidang fokus riset dalam Program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 2025.

8 Bidang Fokus Riset:

  1. Pangan
  2. Energi terbarukan
  3. Kesehatan (obat)
  4. Transportasi
  5. Rekayasa keteknikan
  6. Pertahanan Keamanan
  7. Kemaritiman
  8. Sosial humaniora-pendidikan-seni-budaya
Baca juga:  Peneliti IPB Manfaatkan Gula dan Darah Beracun Atasi Nyamuk DBD
Fokus riset ini diharapkan mampu menghadirkan solusi inovatif guna memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan sosial.  Program ini selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto menegaskan, investasi dalam riset dan inovasi merupakan pilar penting bagi Indonesia untuk mencapai status negara maju dan makmur.  “Mewujudkan negara maju hanya dapat dicapai dengan kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang unggul serta riset dan inovasi yang kuat dalam mendorong pertumbuhan industri di Indonesia,” ujar Brian.
 
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie, menambahkan, riset merupakan faktor kunci dalam pembangunan SDM Indonesia secara keseluruhan dan sumber inovasi untuk pertumbuhan ekonomi. “Setiap rupiah yang kita investasikan dalam penelitian memiliki dampak nyata terhadap pertumbuhan ekonomi. Secara keseluruhan di dunia, peningkatan riset sebesar 10 persen dalam jangka pendek dapat mendorong pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product) sebesar 0,2 persen, dan dalam jangka panjang dapat mencapai 0,9 persen,” jelas Stella.
 
Peluncuran program ini turut dihadiri oleh Wamendiktisaintek Fauzan, Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Fauzan Adziman, serta Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat I Ketut Adnyana. Dalam kesempatan tersebut, Fauzan Adziman memaparkan mengenai program penelitian yang terdiri dari skema penelitian dasar dan skema penelitian terapan, serta program pengabdian kepada masyarakat yang terdiri dari skema pemberdayaan berbasis masyarakat, pemberdayaan berbasis kewirausahaan, dan pemberdayaan berbasis wilayah.
 
Dengan adanya program ini, Kemdiktisaintek berharap dapat membangun ekosistem riset yang lebih kuat, meningkatkan daya saing nasional, serta menghadirkan inovasi yang berdampak langsung bagi masyarakat dan perekonomian Indonesia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan