Jika sudah sesuai, Sertifikat Hasil TKA (SHTKA) akan didistribusikan dan dapat langsung dicetak oleh satuan pendidikan. Untuk selanjutnya, satuan pendidikan bisa memberikan SHTKA kepada murid yang mengikuti TKA.
"Sebelum diberikan kepada murid akan diverifikasi ulang terkait data murid, apabila sudah verified, maka satuan pendidikan bisa memberikan hasil SHTKA kepada murid yang ikut TKA," ujar Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen, Toni Toharudin, kepada Medcom.id, Selasa, 23 Desember 2025.
Seperti apa bentuk SHTKA dan seperti apa proses mengaksesnya? Berikut penjelasannya:
Sertifikat hasil TKA
- SHTKA dicetak dan diterbitkan oleh satuan pendidikan
- Di bagian bawah lembar SHTK terdapata barcode atau QRcode yang berfungsi untuk memverifikasi keabsahan SHTKA, baik secara luring maupun daring
- SHTKA sudah tersemat tanda tangan elektronik dari Kemendikdasmen
- Verifikasi SHTKA dilakukan dengan cara memindai barcode atau qrcode menggunakan smartphone yang sudah terinstal aplikasi pembacaan barcode atau qrcode reader
- Hasil pemindaian akan berupa identitas dan nilai mata pelajaran serta link untuk melihat hasil SHTKA melalui laman resmi Kemendikdasmen
- Setiap SHTKA mempunyai kode unik yang berbeda antar murid
- Kode dalam SHTKA dapat digunakan untuk verifikasi SHTKA
Bentuk sertifikat hasil TKA
SHTKA memiliki kop bertuliskan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia dengan lambang Garuda Pancasila di bagian atas. Di bawah kop tersebut terdapat tulisan Sertifikat Hasil Tes Kemampuan Akademik lengkap dengan nomenklatur jenjang pendidikan siswa serta tahun ajaran. SHTKA memuat informasi sebagai berikut:- Nama
- Tempat, Tanggal Lahir
- Nomor Induk Siswa Nasional
- Nomor Peserta TKA
- NPSN Satuan Pendidikan Asal
- NPSN Satuan Pendidikan Pelaksana
- Tanggal Pelaksanaan TKA
- Mata Pelajaran Wajib, Nilai, Kategori
- Mata Pelajaran Pilihan, Nilai, Kategori
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) merilis nilai rata-rata siswa kelas 12 dalam Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025. Nilai para siswa sudah diolah menggunakan Item Response Theory (IRT) model 2 parameter logistics.

Sertifikat Hasil TKA. DOK Kemendikdasmen
Cara pengolahan nilai TKA
Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen Toni Toharudin menjelaskan penskoran TKA menggunakan Item Response Theory (IRT) model 2 parameter logistics. Model ini tidak hanya menghitung jawaban benar."Tapi mempertimbangkan tingkat kesulitan dan daya beda butir soal," kata Toni dalam Taklimat Media di Jakarta, Senin, 22 Desember 2025.
Model ini membuat jumlah jawaban benar tak berbanding lurus dengan skor yang didapatkan. Misalnya, dua murid dengan jumlah jawaban benar sama, namun berbeda butir soal akan mendapatkan skor yang berbeda.
"Metode ini mampu membedakan kemampuan secara lebih adil dan informatif," tutur Toni.
Skor para murid ini kemudian ditransformasikan menjadi nilai skala 0-100. Nilai batas kategori ditentukan melalui standar setting metode extended angof.
"Penentuann nilai batas melibatkan 125 orang guru bidang studi dari berbagai wilayah. Proses penentuan kategori dilakukan dengan prosedur baku, terdokumentasi dan iteratid dalam tiga putaran," sebut dia.
Nah seperti apa capaian nasional TKA para siswa di semua mata pelajaran? Berikut datanya:
Rerata nilai TKA 2025 nasional semua mapel
Mapel Wajib
- Bahasa Indonesia: 55,38
- Matematika: 36,10
- Bahasa Inggris: 24,93
Mapel Pilihan
- PPKN: 60,91
- Antropologi: 70,43
- Projek Kreatif dan Kewirausahaan: 56,34
- Bahasa Indonesia (Lanjut): 68,02
- Matematika (Lanjut): 39,32
- Bahasa Inggris (Lanjut): 45,23
- Biologi: 54,40
- Sosiologi: 60,07
- Ekonomi: 31,68
- Kimia: 34,92
- Sejarah: 62,72
- Fisika: 37,65
- Geografi: 70,36
- Bahasa Arab: 64,97
- Bahasa Jepang: 55,21
- Bahasa Mandarin: 57,56
- Bahasa Jerman: 36,59
- Bahasa Korea: 28,55
- Bahasa Prancis: 45,05.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News