Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Foto: Ilham Pratama/Medcom.id
Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Foto: Ilham Pratama/Medcom.id

Fadli Zon Sebut Budaya Instrumen Soft Power Diplomacy

Ilham Pratama Putra • 05 Juli 2025 12:03
Jakarta: Kementerian Kebudayaan bakal menggelar Culture, Heritage, Arts, Narratives, Diplomacy and Innovations (CHANDI) Summit pada September 2025. Acara ini merupakan bagian penguatan kebudayaan sebagai kekuatan diplomasi antarnegara. 
 
Jelang CHANDI Summit, Kementerian Kebudayaan menggelar Embassy Briefing. Tujuannya, berkonsolidasi dengan perwakilan kedutaan besar, organisasi internasional, hingga mitra strategis agar CHANDI Summit 2025 berjalan sesuai harapan. 
 
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menegaskan budaya bukan sekadar cerminan masa lalu. Melainkan, kekuatan hidup yang terus berkembang dengan kemampuan membentuk masa depan inklusif dan berkelanjutan. 

“Budaya sebagai instrumen soft power diplomacy berupaya dalam membangun saling pengertian lintas tradisi yang beragam serta mempererat hubungan antarbangsa," ujar Fadli di Museum Nasional, Jumat, 4 Juli 2025. 
 
Baca juga: 

Pihaknya percaya budaya merupakan diplomasi yang melampaui bahasa dan politik serta berbicara langsung pada jiwa manusia. Melalui diplomasi budaya, setiap negara menunjukan identitas mereka sambil berkontribusi pada keberagaman budaya global.
 
"Hal ini membuka jalan untuk dialog, kemitraan, dan perdamaian,” tutur dia. 
 
Penyelenggaraan CHANDI Summit 2025 untuk menegaskan kembali peran budaya sebagai kekuatan pemersatu budaya. CHANDI Summit 2025 diharapkan dapat menjawab tantangan abad ke-21, mempromosikan perdamaian dan stabilitas, serta mendorong
transformasi sosial dan ekonomi.
 
“Forum global ini akan menjadi wadah pertukaran ide bermakna, dialog kritis, dan aksi kolaboratif. Menghadirkan para pemimpin dunia, pembuat kebijakan di bidang kebudayaan, organisasi internasional, akademisi, seniman, dan pelaku budaya untuk merumuskan kebijakan
budaya yang visioner dan menentukan arah masa depan budaya,” jelas Fadli.
 
CHANDI Summit 2025 yang digelar pada 3-5 September 2025 ini rencananya dibuka langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Selain itu, akan ada diskusi panel dan sesi pleno yang menghadirkan tokoh-tokoh dunia untuk membahas isu-isu budaya penting. 
 
"Juga lokakarya interaktif yang menawarkan pertukaran keterampilan dan pengalaman, serta menampilkan praktik budaya inovatif, seperti pembuatan keris dan batik, dan
lainnya,” tutur dia. 
 
Embassy Briefing dihadiri oleh Duta Besar Republik Sudan, Yasser Mohamed Ali; Duta Besar
Republik Belarus, Raman Ramanouski; Duta Besar Republik Bulgaria, Tanya Dimitrova; Duta
Besar Hungaria, Lilla Karsay; Duta Besar Republik Serbia, Ivana Golubovic Duboka; Duta Besar Venezuela, Enrique Antonio Acuna Mendoza; Duta Besar Bosnia-Herzegovina, Armin Limo; Duta Besar Timor Leste, Roberto Sarmento de Oliveira Soares; Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha; Direktur UNESCO Jakarta, Maki Katsuno-Hayashikawa; Kepala Unit Kebudayaan
UNESCO Jakarta, Moe Chiba, dan sejumlah tamu undangan VIP lainnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan