Komisioner KPAI bidang Pendidikan Reto Listyarti. Foto: Medcom/Intan Yunelia
Komisioner KPAI bidang Pendidikan Reto Listyarti. Foto: Medcom/Intan Yunelia

KPAI: Ada Sekolah Dibuka Tanpa Penuhi Protokol Kesehatan

Ilham Pratama Putra • 11 Agustus 2020 21:49
Jakarta: Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan, Retno Listyarti, mengungkapkan, ada sekolah yang tidak mengikuti prosedur pembukaan belajar tatap muka. Sekolah tersebut tidak memenuhi daftar kelengkapan protokol kesehatan.
 
"Sekolah yang membuka sekolah di zona hijau sebelumnya, ternyata juga tidak mengisi daftar periksa dalam aplikasi Kemendikbud yang berisi 11 pertanyaan," kata Retno dalam keterangannya kepada Medcom.id, Selasa 11 Agustus 2020.
 
Salah satu temuan KPAI, yakni SMA Negeri di Seluma, Bengkulu yang merupakan zona hijau. Retno menyebut sekolah tersebut sudah membuka pembelajaran tatap muka, namun belum mengisi daftar periksa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Menurut Retno, hal ini perlu menjadi perhatian Inspektorat Kemendikbud dan Inspektorat Daerah untuk memastikan anak-anak terlindungi saat sekolah tatap muka dibuka. Terlebih, kata Retno, daftar protokol itu tidak terlalu sulit untuk diterapkan.
 
"Daftar periksa hanya 11 pertanyaan dan hanya check list mengisi tersedia atau tidak tersedia, tanpa diminta data rinci, seperti misalnya jumlah  wastafel dengan rasio jumlah siswa, keadaan wastafel yang ada seperti apa, dan seterusnya," jelasnya.
 
Baca: KPAI: Banyak Siswa Terpapar Covid-19 Usai Sekolah Dibuka
 
Dia berharap, keputusan pemerintah mengizinkan pembukaan sekolah pada zona kuning harus disertai persiapan yang matang. Persiapan sekolah yang tidak maksimal dalam pemenuhan kriteria pencegahan covid-19 akan berpotensi membahayakan anak.
 
"Melindungi anak bukan dengan zona, tapi dengan persiapan pencegahan bahaya penularan yang ketat. Oleh karena itu, KPAI telah mulai melakukan pengawasan langsung kesiapan sekolah di zona apapun untuk melakukan pembelajaran tatap muka," tambah dia.
 
 

Retno menekankan, pengambilan keputusan terhadap sekolah mana yang boleh dibuka dan tidak, sangat tergantung dari terpenuhinya kriteria persiapan. Tujuannya, melindungi anak dengan indikator yang dituju, yakni anak dengan lingkungan yang sehat, jujur, sabar, dan cerdas.
 
"Anak menjadi cerdas atau memiliki kompetensi akademik di saat pandemi adalah tujuan akhir dari perencanaan buka sekolah di masa transisi darurat covid-19, karena target pertama dan utama sebagai skala prioritas buka sekolah adalah penjagaan anak agar tetap sehat," imbuh Retno.
 
Retno menyebut pihaknya bakal terus melakukan peninjauan terhadap pembukaan sekolah. Dia mengatakan, hingga saat ini KPAI sudah melakukan pengawasan langsung ke sejumlah SD, SMP, SMA maupun SMK di berbagai wilayah seperti Bekasi, Bogor, Depok, Bandung, Subang, Tangerang, Tangerang Selatan, Tasikmalaya, Mataram, Bengkulu, dan DKI Jakarta.
 
"Untuk sementara, hasil pengawasan menunjukkan banyak sekolah yang belum siap secara infrastruktur fisik, berbagai SOP (standar operasional prosedur)," ujarnya.
 
Dari total 21 sekolah yang dipantau KPAI, baru satu sekolah yang memenuhi kesiapan infrastruktur maupun SOP. Banyak sekolah belum membentuk tim gugus tugas covid-19 di sekolah masing-masing untuk memperketat protokol dari pemerintah.
 
"Mayoritas sekolah masih bingung, mempersiapkan apa saja untuk menuju kenormalan baru, mereka butuh bimbingan dan pengawasan," kata Retno.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan