Dikutip dari akun Instagram @ditpsd, Strawberry Moon adalah sebutan tradisional untuk bulan purnama yang muncul di pertengahan tahun, tepatnya saat musim panen stroberi di beberapa belahan dunia, khususnya wilayah Amerika Utara. Nama ini digunakan oleh suku-suku asli di sana untuk menandai waktu memanen buah beri yang matang.
Selain asal-usul namanya yang unik, Strawberry Moon tahun ini juga tampak sedikit berbeda dari biasanya. Bulan terlihat rendah di langit karena posisinya berlawanan dengan matahari, yang pada musim panas sedang berada di titik tertinggi. Akibatnya, cahaya bulan tampak lebih hangat dan berkilau kemerahan, terutama saat baru terbit atau menjelang terbenam.
Menariknya, bulan ini juga bersinar saat Bumi sedang berada di titik terjauh dari matahari dalam orbit tahunannya. Fenomena ini menambah kesan dramatis pada penampakan bulan purnama yang sudah memesona.
Beberapa budaya lain menyebut purnama Juni dengan nama berbeda, seperti Berries Ripen Moon atau Flower Moon, merujuk pada waktu alam yang kaya akan pertumbuhan dan panen.
Fenomena antariksa seperti ini menjadi momen menarik untuk dinikmati sekaligus dipelajari. Bagi pencinta langit malam, Strawberry Moon selalu jadi pengingat indahnya koneksi antara alam, budaya, dan waktu. (Antariska)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News