Polisi menembakkan gas air mata ke arah suporter Arema FC. Foto: AFP
Polisi menembakkan gas air mata ke arah suporter Arema FC. Foto: AFP

Apa Itu Gas Air Mata, Kandungan, dan Efeknya Bagi Tubuh? Ini Penjelasannya

Citra Larasati • 08 Oktober 2022 12:30
Jakarta:  Tragedi meninggalnya ratusan orang di Stadion Kanjuruhan menjadi salah satu peristiwa paling suram dalam sejarah persepakbolaan Indonesia, bahkan dunia. Salah satu yang menjadi sorotan dalam kejadian ini adalah penggunaan gas air mata.
 
Banyak yang menyebutkan bahwa gas air mata ini membuat udara menjadi pekat dengan asap, mata perih, hingga sesak napas.  Artikel yang dilansir dari laman Ruangguru ini akan membahas lebih lanjut apa sebenarnya gas air mata, kandungan, hingga efeknya bagi tubuh.

Apa Itu Gas Air Mata?

Dilansir dari laman BBC.com, meski ia bernama gas, namun sebenarnya gas air mata berbentuk cairan. Ada banyak jenis dari gas air mata, yang paling umum adalah gas CS atau kepanjangannya adalah o-chlorobenzylidene malononitrile. Nama CS ini juga sebetulnya diambil dari inisial penemunya, yaitu Corson dan Staughton.
 
Gas air mata ini biasanya ditembakkan dari tabung untuk membubarkan kerumuman atau sekolompok orang yang dianggap sebagai ancaman. Umumnya, gas air mata ini digunakan dalam peristiwa demonstrasi.

Fakta Menarik Gas Air Mata

1. Gas Air Mata Terbuat dari Serbuk Kimiawi Halus

Menurut Sven-Eric Jordt, istilah gas air mata sebenarnya tidak tepat. Ahli anestesi di Universitas Duke ini menjelaskan, gas air mata sebenarnya bukan merupakan gas. Itu adalah bubuk yang mengembang ke udara sebagai kabut halus.

Melansir dari Scientific American, gas air mata memiliki senyawa kimia untuk mengaktifkan TRPA1 dan TRPV1 berbeda. Dengan kata lain, gas air mata bisa dibagi menjadi dua kelompok sesuai komponen senyawa kimia penyusunnya.

2. Gas Air Mata Membuat Mata Terasa Terbakar

Salah satu agen yang mampu mengaktifkan reseptor TRPA1 adalah 2-chlorobenzalmalonitrile atau gas CS. Agen ini adalah senyawa kimia yang mengandung klor dan bertiup ke udara sebagai partikel halus.
 
"Mereka sebenarnya tersebar dengan membakar dan menempel pada kulit atau pakaian dan dapat bertahan untuk sementara waktu," kata Jordt. Dengan kata lain, zat tersebut bereaksi secara kimia dengan biomolekul dan protein pada tubuh manusia yang dapat menyebabkan sensasi terbakar parah, lho.
 
Sensasi terbakar inilah yang menimbulkan rasa perih dan membuat keluarnya air mata. Meskipun ada rasa sensasi terbakar yang cukup parah, tapi agen ini tidak mematikan. Selain gas CS, belakangan ini ada agen lain yang digunakan untuk mengaktifkan reseptor TRPA1, yaitu gas CR (dibenzoxazepine) dan gas CN (kloroasetofenon). Keduanya pula dapat memberikan efek lebih kuat dibanding gas CS.

3. Efek Gas Air Mata Seperti Terkena Sambal di Mata 

Jika sebelumnya agen pengaktif TRPA1 terasa sangat sakit jika dibayangkan, berbeda dengan agen pengaktif TRPV1. Pasalnya, bahan penyusunnya mudah kita temui sehari-hari. Gas air mata yang dibuat dengan mengaktifkan reseptor TRPV1 ini merupakan semprotan merica.
 
Meski senyawanya berupa capsaicin, gas air mata yang mengaktifkan TRPV1 dibagi menjadi dua yaitu gas OC (capsaicin alami) dan PAVA (capsaicin sintetis). Dalam menyasar pembubaran massa, gas berbasis capsaicin ini menggunakan lebih sedikit reaksi kimia atau alergi.
 
Senyawa utamanya berasal dari capsaicin yang terdapat pada cabai. Jika masih sulit membayangkannya, kamu bisa memikirkan rasanya ketika mata kamu terkena cipratan sambal.

4. Gejala Terkena Gas Air Mata

Gejala-gejala awal seperti air mata berair, pandangan buram, hingga batu atau dada sesak biasanya muncul sekitar 30 detik setelah tubuh terekspos. Dilansir dari bbc.com, seorang profesor dari Universitas Leeds mengatakan, meski gas air mata dianggap sebagai opsi yang lebih aman, kematian terkadang terjadi karena gas air mata.
 
Kematian ini dapat terjadi apabila orang yang terkena gas air mata tidak bisa menghirup udara segar, apalagi jika orang tersebut memiliki penyakit bawaan seperti asma atau masalah pernapasan lainnya.

5. Bisa Berdampak Kronis Berkepanjangan

Sebagian besar kasus dari paparan gas air mata biasanya terjadi secara langsung dan cepat, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Artinya, orang yang terpapar akan langsung mengeluarkan gejala setelah terpapar.
 
Namun, gas air mata ini juga bisa menyebabkan dampak kronis atau berkepanjangan, lho. Kondisi kronis dan berkepanjangan ini bisa terjadi jika paparan berlangsung panjang atau dalam dosis tinggi. Paparan yang terjadi di ruangan tertutup juga bisa memberikan dampak kronis.
Baca juga:  Keren Nih! Mahasiswa FTUI Raih Frederick W. Mowrer Global Scholar Award


 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan