Kepala Prodi Bioteknologi ITS Triono Bagus Saputro mengungkapkan, Prodi Bioteknologi menjadi upaya untuk mendorong kemandirian dan inovasi masyarakat Indonesia lewat penerapannya. Ketergantungan Indonesia terhadap bahan impor seperti produk fermentasi, kosmetik, hingga obat-obatan menjadi bukti masih kurangnya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam yang ada.
Tri mengambil contoh, kegiatan impor vaksin kala pandemi tempo lalu menjadi bukti atas kurang maksimalnya penerapan dan pemanfaatan bioteknologi. Padahal, ia menggarisbawahi, Indonesia memiliki banyak praktisi dan peneliti yang mumpuni untuk dapat menunjang kebutuhan masyarakat Indonesia. “Khususnya dalam segi pembuatan produk yang berkaitan dengan ilmu biologi,” terangnya.
Alumnus S1 Biologi ITS itu menegaskan, prodi baru tersebut akan dipersiapkan dengan keilmuan yang menunjang kebutuhan dan tren industri saat ini. Di antaranya biologi molekuler, genetika, mikrobiologi, biokimia, dan bioteknologi forensik, serta berbagai ranah bioteknologi lainnya.
“Dengan demikian, bioteknologi menjadi ilmu yang luas dan inklusif baik untuk industri, pengelolaan limbah, hingga ekosistem laut,” kata dosen Departemen Biologi ITS itu.
Tak hanya menghadirkan bidang ilmu yang menjanjikan, prodi baru ini juga akan menyediakan berbagai fasilitas belajar yang mumpuni. Sepuluh laboratorium dan greenhouse dicanangkan akan segera disediakan untuk menunjang pembelajaran para mahasiswanya.
“Sehingga para mahasiswa tidak perlu khawatir dengan kualitas pendidikan yang kami upayakan,” tegasnya.
Baca juga: ITS Buka Prodi D4 Analitika Logistik Terapan, Bisa Daftar di SNPMB 2025 Lho! |
Sejalan dengan urgensitas bidang ilmu yang sangat dibutuhkan, dosen Laboratorium Biosains dan Teknologi Tumbuhan ini menjamin Prodi Bioteknologi ITS dapat mencetak lulusan yang bergengsi. Menurutnya, lulusan Prodi Bioteknologi memiliki prospek karier yang luas dan menjanjikan.
“Para lulusan dapat berkancah di industri farmasi, quality control perusahaan, akademisi, hingga peneliti,” tutur pria kelahiran Nganjuk itu.
Upaya yang sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) 4 dan 12, yakni pendidikan yang berkualitas serta konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab ini dapat menjadi komitmen bagi ITS untuk berkembang. “Sumbangsih ini harapannya dapat mewujudkan Indonesia Emas 2045 dalam pemanfaatan alam dan manusia yang baik,” harap Tri.
Sebagai informasi, Prodi S1 Bioteknologi ITS telah dibuka pada jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) sebanyak 12 kuota, Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) sebanyak 16 kuota, dan Seleksi Mandiri ITS sebanyak 12 kuota.
“Oleh karena itu, kami tunggu kehadiran para putra-putri harapan bangsa di prodi ini,” sambutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News