"Undip punya sumber daya manusia (SDM) andal, dari tenaga farmasi, dokter, keperawatan, epidemiologi, gizi, dan semuanya berjibaku membantu," kata Dekan FK Undip Dwi Pudjonarko mengutip siaran pers Undip, Selasa, 6 Juli 2021.
Ia menyebut para mahasiswa maupun tenaga medis Undip diterjunkan di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND), RSUP dr. Kariadi, maupun RS jejaring. Khusus di RSND, disediakan 50 tempat tidur untuk menampung pasien covid-19.
"Baik dosen maupun para mahasiswa kami sangat antusias dan peduli agar bisa membantu masyarakat. Dengan harapan, kesehatan pulih kembali," ungkapnya.
Baca: Banyak Dosen Positif Covid-19, Universitas Negeri Padang Berlakukan WFH
Dia menambahkan, FK Undip memiliki beberapa program studi yang meliputi ilmu kedokteran, kedokteran gigi, farmasi, gizi dan keperawatan. Mereka dipersiapkan menjadi tenaga-tenaga kesehatan sesuai bidangnya.
FK Undip juga membuat buku saku tentang pegetahuan covid-19 dan protokol kesehatan yang disebarkan kepada masyarakat untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19. Ini dilakukan karena Undip yakin edukasi publik ikut menentukan keberhasilan mengatasi wabah.
Jajaran FK Undip juga terjun langsung menjadi relawan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Sejumlah penelitian dalam penanganan covid-19 juga terus diintensifkan.
Salah satunya, penelitian screening covid-19 dengan metode menggunakan saliva melalui kerja sama dengan RSND, RSUP dr Kariadi, PT Bio Farma, dan PT Nusantics. Seperti diketahui, saliva adalah metode pendeteksi virus korona dengan menggunakan sampel air liur.
Baca: Pandemi Menunjukkan Urgensi Pembenahan Mutu dan Tata Kelola Guru
Tim ahli penelitian ini, Meita Hendrianingtyas, mengatakan, metode yang digunakan alat ini untuk mendeteksi covid-19 dengan metoda kumur (gargling). Metode ini disebut jauh lebih nyaman untuk mendeteksi covid-19 dalam tubuh pasien dengan atau tanpa gejala.
Tim ahli lainnya, Rebriarina Hapsari, mengatakan, kemampuan saliva untuk mendeteksi covid-19 dengan metode gargling sudah dilakukan sejak tahun lalu. Uji validasi dilakukan bersama-sama dan sejauh ini, dan hasilnya sangat memuaskan. "Mudah pengecekan dan pengambilan sampelnya," tutur Hapsari.
Melansir laman biofarma.co.id, Bio Saliva ini merupakan pelengkap dari produk sebelumnya yaitu mBioCov19 yang juga dikembangkan oleh Nusantics. Proses pengembangan produk ini melibatkan 400 lebih sampel dari pasien positif covid-19, baik pasien rawat jalan, maupun rawat inap, dan riset validasi selama tujuh bulan.
Uji validasi telah selesai dilakukan bersama-sama dengan Fakultas Kedokteran Undip, RSND dan RS dr. Kariadi. Bio Saliva telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 1 April 2021 dengan Nomor Kemenkes RI AKD 10302120673.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News