Daftar perolehan medali peserta Gemastik 2021
Daftar perolehan medali peserta Gemastik 2021

ITS Juara Umum Gemastik 2021 Ungguli ITB dan Telkom University

Citra Larasati • 08 Oktober 2021 08:45
Jakarta:  Kompetisi bergengsi Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbud Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (Gemastik) ke-14 tahun 2021 telah melewati puncaknya.  Kontingen dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil keluar sebagai juara umum sekaligus meraih medali terbanyak dengan total raihan 9 medali.
 
Ketua Kontingen ITS pada Gemastik ke-14, Ika Nurkasanah menjelaskan bahwa kontingen ITS berhasil membawa pulang 9 medali dari sebelas kategori lomba yang diikuti. Secara rinci, ada dua medali emas, dua medali perak, dan lima medali perunggu dari total 28 tim ITS yang masuk ke babak final.
 
“Semua tim sudah mengeluarkan kemampuan terbaiknya dan pantas untuk mendapatkan penghargaan itu,” tuturnya.

Terdapat 11 kategori lomba yang diikuti oleh tim ITS. Yakni Pemrograman (Programming), Keamanan Siber (Cyber Security), Penambangan Data (Data Mining), Desain Pengalaman Pengguna (UX Design), Animasi (Animation), Kota Cerdas (Smart City), Karya Tulis Ilmiah TIK (ICT Scientific Paper), Pengembangan Perangkat Lunak (Software Development), Piranti Cerdas Sistem Benam dan IoT (Smart Device, Embedded System and IoT), Pengembangan Aplikasi Permainan (Game Development), dan Pengembangan Bisnis TIK (ICT Business Development).
 
Untuk medali emas pertama, berhasil disumbangkan oleh Tim Average Kuliah Online Enjoyer dari kategori lomba Keamanan Siber. Mereka berhasil menjadi yang terbaik dalam memperbaiki sebuah sistem yang memiliki celah keamanan.
 
Tim ini juga berhasil mencari bendera lawan sembari mempertahankan bendera masing-masing agar tidak diketahui yang menjadikan mereka berhasil rebut emas di cabang ini.  Sedangkan medali emas kedua disumbangkan oleh Tim Phantom V dengan menjadi yang terbaik pada kategori lomba Kota Cerdas.
 
Baca juga:  Gemastik ke-14 Diharapkan Tingkatkan Literasi Digital Anak Muda
 
Mereka berhasil memikat juri lewat sistem cerdas terintegrasi untuk contact tracing dan deteksi dini Covid-19 untuk mempermudah Smart Government. “Untuk tim Phantom V ini memang idenya sangat komprehensif dan kreatif serta sesuai dengan kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini sehingga mengantarkan tim ini meraih medali emas,” ujar Ika.
 
 

Sementara itu, medali perak berhasil disumbangkan oleh Tim Go Go Haf yang mengikuti kategori lomba Kota Cerdas dan Tim Sehat dari kategori lomba Pengembangan Perangkat Lunak. Untuk medali perunggu sendiri berhasil disumbangkan oleh lima tim yakni DPP-C-Kelompok 7 dari kategori lomba Desain Pengalaman Pengguna, Tim Lembuswana dari kategori lomba Kota Cerdas, Tim Alive dari kategori lomba Piranti Cerdas Sistem Benam dan IoT, Tim Apaya dari kategori Pengembangan Aplikasi Permainan serta Tim Han Jip Yeong dari kategori Pengembangan Bisnis TIK.
 
Di samping perolehan medali yang berhasil didapatkan dalam kategori lomba utama, kontingen ITS juga berhasil mendapatkan penghargaan lain. Yaitu juara harapan dari kategori lomba Penambangan Data yang didapatkan oleh Tim Signal, kategori lomba Animasi oleh Tim Arutala, kategori lomba Piranti Cerdas Sistem Benam dan IoT oleh Tim Reagtifity, dan Tim Guardians dari kategori lomba Pengembangan Bisnis TIK.
 
ITS juga berhasil meraih juara poster yang disumbangkan oleh Tim Guardians dari kategori lomba Pengembangan Bisnis TIK.  Dengan hasil tersebut, ITS berhasil membawa pulang piala Samakbya Padhesa Widya sebagai juara umum pada Gemastik ke-14.
 
Posisi runner up diraih oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) dan posisi ketiga diraih oleh Universitas Telkom. “Hasil ini merupakan hasil yang sangat menggembirakan sebab berhasil merebut juara umum lagi setelah 10 tahun berlalu,” tandas Ika.
 
Menurut Ika, persiapan dalam menghadapi kompetisi Gemastik tahun ini memang dapat dikatakan cukup maksimal. Mulai dari pendataan awal, sistem pengawalan atau mentoring langsung hingga penilaian silang yang dilakukan kepada karya-karya yang peserta buat. Saat proses final, pemberlakuan karantina secara luring bagi para finalis untuk bisa fokus pada kompetisi dirasa efektif.
 
Peran dari alumni yang sudah mengikuti kompetisi serupa juga untuk memulai dari memikirkan ide atau konsep di awal, pembuatan program maupun medianya, hingga melakukan presentasi dan mendemonstrasikan karya yang dibuat juga dirasa berhasil. “Seperti yang tahun ini kami lakukan dengan memberikan beberapa workshop untuk mematangkan ide tim,” tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan