Plt Dirjen Diktiristek, Kemendikbudristek, Nizam. Zoom
Plt Dirjen Diktiristek, Kemendikbudristek, Nizam. Zoom

SNPMB 2023 Disebut Lebih Berkeadilan

Ilham Pratama Putra • 01 Desember 2022 16:40
Jakarta: Pelaksanaan Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Perguruan Tinggi Negeri (PTN) 2023 sudah diumumkan. Ada tiga jalur yang digelar, yakni, Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), dan Jalur Mandiri.
 
Ketiga jalur tersebut disediakan untuk memastikan calon mahasiswa mendapatkan kesempatan berkeadilan. Sehingga, anak Indonesia bisa meraih cita-citanya.
 
"Seleksi nasional ini penting untuk memastikan siswa atau calon mahasiswa mendapatkan kesempatan yang luas, berkedilan, berkesetaraan, untuk bisa meraih cita-cita menjadi mahasiswa di perguruan tinggi yang sudah menjadi pilihannya," kata Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Nizam, dalam konferensi pers di Gedung Kemendikbudristek, Jakarta, Kamis, 1 Desember 2022.

Nizam menyebut SNPMB 2023 juga diberlakukan dengan melihat perkembangan dan transofmasi yang sudah begitu banyak di dunia pendidikan. Dia menyebut seleksi tahun depan menjadi simpul dari segala perubahan yang akan menghubungkan semua transformasi lewat program-program Merdeka Belajar.
 
"Seleksi nasional ini merupakan simpul yang menghubungkan antara transformasi yang terjadi di pendidikan dasar dan menengah dengan yang terjadi di perguruan tinggi," papar Nizam.
 
Nizam menjelaskan perbedaan seleksi SNPMB 2023 dengan tahun sebelumnya ada pada bentuk ujian atau seleksi. Pada SNBP, seleksi berdasarkan prestasi siswa selama mengikuti pendidikan di sekolah menengah tingkat atas, baik SMA, SMK, maupun MA.
 
Dia menyebut pada SNBP, kriteria penerimaan tak lagi diberikan kepada masing-masing perguruan tinggi, melainkan diseragamkan.
 
"Kalau selama ini prestasi itu diserahkan kepada masing-masing perguruan tinggi untuk membuat kriteria dan melakukan penyaringan. Mulai 2023 ini, kriterianya itu diseragamkan. Jadi, dibuat suatu acuan bersama sehingga ada kesetaraan di dalam seleksi masuk melalui jalur prestasi atau SNBP," papar dia.
 
Sementara itu, untuk SNBT ujian mulai mengacu pada akses yang lebih fleksibel. Nizam mengatakan seleksi berdasarkan tes perlu dilakukan karena perguruan tinggi berkepentingan memastikan mahasiswa yang masuk ke suatu program studi dapat menjadi mahasiswa yang sukses berdasarkan potensi yang dimiliki.
 
"Di dalam seleksi berbasis tes kita melihat ukuran sukses itu dari potensi calon mahasiswa. Sehingga yang diujikan adalah potensinya. Yang selama ini memang sudah digunakan sebagai salah satu instrumen untuk seleksi masuk perguruan tinggi, yaitu tes skolastik atau kita kenal dengan tes bakat, tes kemampuan kognitif," tutur Nizam.
 
Nizam menyebut SNBT juga menguji kemampuan literasi dan numerasi calon mahasiswa. Kemampuan literasi yang diuji ialah bahasa Indonesia dan bahasa asing, dalam hal ini bahasa Inggris.
 
"Untuk kemampuan numerasi akan diukur kemampuan calon mahasiswa dalam bernalar kritis dan menyelesaikan masalah," ujar dia.
 
Sedangkan, Jalur Mandiri merupakan kewenangan masing-masing PTN untuk mengakomodasi berbagai kondisi yang terjadi di daerahnya. Nizam berharap PTN di daerah dapat mengakomodasi putra daerah agar mendapatkan kesempatan yang sama dengan mahasiswa lain dari luar daerahnya untuk mendapatkan pendidikan tinggi.
 
"Kalau semua dilakukan secara nasional, nanti (kampus) diisi dari luar daerah semua. Ini kita juga memberikan akses yang lebih baik, yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan kekhasan masing-masing perguruan tinggi melalui jalur mandiri tersebut," jelas dia.
 
Baca juga: Hanya Ada Tes Skolastik, Sistem SNBT Adopsi Praktik Tes di Luar Negeri

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan