Plt Dirjen Diktiristek, Kemendikbudristek, Nizam. Medcom.id/Ilham Pratama Putra
Plt Dirjen Diktiristek, Kemendikbudristek, Nizam. Medcom.id/Ilham Pratama Putra

Hanya Ada Tes Skolastik, Sistem SNBT Adopsi Praktik Tes di Luar Negeri

Ilham Pratama Putra • 01 Desember 2022 16:27
Jakarta: Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Nizam, mengatakan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) dirancang mengacu pada praktik internasional. Seleksi masuk perguruan tinggi tidak berdasarkan mata pelajaran, melainkan potensi calon mahasiswa.
 
"Jadi, kita mengacu pada praktik internasional yang banyak dilakukan di negara-negara maju. Di mana seleksi masuk ke perguruan tinggi tidak berdasarkan pada subject base, tidak berdasarkan pada mata pelajaran, tapi lebih pada potensi si calon mahasiswa," ujar Nizam dalam konferensi pers di Gedung Kemendikbudristek, Jakarta, Kamis, 1 Desember 2022.
 
Namun, kata dia, mata pelajaran tetap penting dipelajari sebagai bekal calon mahasiswa mengikuti pembelajaran di perguruan tinggi. Nizam menjelaskan ujian pada SNBT mengacu pada akses yang lebih fleksibel.

Nizam menyebut seleksi berdasarkan tes perlu dilakukan karena perguruan tinggi berkepentingan memastikan mahasiswa yang masuk ke suatu program studi dapat menjadi mahasiswa yang sukses. Dia mengatakan ukuran sukses itu dilihat dari potensi yang dimiliki calon mahasiswa.
 
"Di dalam seleksi berbasis tes kita melihat ukuran sukses itu dari potensi calon mahasiswa. Sehingga yang diujikan adalah potensinya. Yang selama ini memang sudah digunakan sebagai salah satu instrumen untuk seleksi masuk perguruan tinggi, yaitu tes skolastik atau kita kenal dengan tes bakat, tes kemampuan kognitif," papar Nizam.
 
Nizam menyebut SNBT juga menguji kemampuan literasi dan numerasi calon mahasiswa. Kemampuan literasi yang diuji ialah bahasa Indonesia dan bahasa asing, dalam hal ini bahasa Inggris.
 
"Untuk kemampuan numerasi akan diukur kemampuan calon mahasiswa dalam bernalar kritis dan menyelesaikan masalah," papar dia.
 
Nizam menyampaikan meski tak ada lagi tes mata pelajaran, bukan berarti siswa sekolah menengah atas tidak perlu mempelajari mata pelajaran di sekolah. Dia menyebut pembelajaran mata pelajaran di sekolah akan berguna sebagai bekal mengikuti pembelajaran di perguruan tinggi.
 
"Tidak berarti mata pelajaran tidak penting. Apa yang adik-adik sekalian tempuh di SMA, MA, SMK itu akan menjadi pondasi untuk kelancaran belajar di perguruan tinggi. Jadi, memilih mata pelajaran juga sangat penting ketika masih di SMA, MA, SMK," papar Nizam.
 
Baca juga: Siap-siap! Ini Jadwal UTBK-SNBT 2023

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan