"Mohon kiranya jangan ada lagi stigmatisasi radikal terhadap PTN. Saat ini seluruh PTN sedang menyiapkan penerimaan mahasiswa baru," ungkap Arif kepada Medcom.id, di Jakarta, Selasa, 4 Juni 2019.
Ketua Terpilih Forum Rektor Indonesa (FRI) periode 2020-2021 ini menegaskan, bahwa dirinya sejak 2017 telah berupaya mengurai eksklusifitas kelompok-kelompok berbasis keagaaman yang disebut pernah ada di kampusnya. Ia menegaskan, saat ini Masjid Alhurriyah IPB merupakan rumah bersama kaum Muslimin di IPB.
Baca: Rektor IPB: Lebaran Momen Kumpul dengan Si Sulung dari Amerika
Personalia Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) saat ini mencerminkan inklusivitas. "Ada yang berlatar belakang Muhammadiyah, ada juga NU (Nahdlatul Ulama). Masjid tersebut terbuka. Jadi tidak benar kalau masjid Alhurriyah menjadi pusat kaderisasi radikalisme seperti diberitakan.
Institut Pertanian Bogor, kata Arif, juga sepenuhnya akan menjaga kepercayaan orangtua yang telah menitipkan pendidikan anak-anaknya di IPB. "Kami di kampus bertangung jawab atas pendidikan kebangsaan para mahasiswa. Jadi jangan khawatir terhadap jiwa kebangsaan mahasiwa kami. Kami akan jaga kepercayaan itu," tandas Arif.
Sebelumnya, Setara Institute meneliti "Wacana dan Gerakan Keagamaan di Kalangan Mahasiswa di 10 Perguruan Tinggi Negeri (PTN)". Penelitian dihelat Februari-April 2019.
Baca: Menteri Nasir: Kelompok Eksklusif di Kampus Harus Direm
Hasilnya, ternyata 10 PTN itu menjadi tempat tumbuhnya kelompok Islam eksklusif transnasional yang berpotensi berkembang ke arah radikalisme. Mereka berkembang di Institut Pertanian Bogor (IPB), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Indonesia (UI), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY),Universitas Brawijaya, dan Universitas Mataram.
Sejumlah perguruan tinggi seperti ITB dan IPB bahkan disebut sebagai kampus yang paparan paham eksklusif berbasis keagamaannya relatif masif. "Paling berat ITB dan IPB," sebut Direktur Riset Setara Institute, Halili.
Baca: Kelompok Islam Eksklusif Leluasa Bergerak di Kampus
Namun Halili mengakui, sejak 2017 lalu, di bawah kepemimpinan Rektor IPB, Arif Satria telah melakukan sejumlah upaya untuk mengurai eksklusivitas tersebut. Salah satunya dengan "membuka" akses Masjid Alhurriyah untuk seluruh paham keislaman.
Di antaranya melalui program Subuh Berjamaah, IPB Berselawat, dan sentralisasi seluruh kegiatan keislaman di masjid."Inisiatif yang sudah dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi menunjukkan, aktor-aktor kunci di perguruan tinggi memainkan peran penting dalam menguraistructural opportunitydan mendestruksienebling environmentbagi berkembangnya wacana dan gerakan keislaman eksklusif di kampus, khususnya kampus negeri," tandas Halili.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id