Dokter spesialis paru-paru Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), Kudiarto. DOK unair.ac.id
Dokter spesialis paru-paru Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), Kudiarto. DOK unair.ac.id

Waspada Paru-Paru Basah, Ini Pengertian, Penyebab, dan Pencegahannya

Renatha Swasty • 02 Januari 2025 13:10
Jakarta: Sobat Medcom mungkin sering mendengar penyakit paru-paru basah atau pneumonia. Penyakit paru-paru basah merupakan salah satu penyakit berbahaya.
 
WHO telah menetapkan pneumonia sebagai penyebab terbanyak kematian pada balita. Data BPJS juga menunjukkan pneumonia merupakan salah satu dari sepuluh penyakit terbanyak yang membutuhkan rawat inap.
 
“Sayangnya, pneumonia dianggap sebagai salah satu penyakit yang terabaikan di negara-negara berkembang, seperti Indonesia,” ungkap dokter spesialis paru-paru Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), Kudiarto, dikutip dari laman unair.ac.id, Kamis, 2 Januari 2025.

Untuk itu, penting digaungkan upaya pencegahan dan edukasi terkait bahaya pneumonia. Yuk kita pahami lebih lanjut soal penyakit paru-paru basah.
 
“Pneumonia atau paru-paru basah merupakan kondisi di mana paru-paru penderita terisi oleh cairan nanah maupun sekresi,” papar Kudiarto.
 
Dia menyebut pada pneumonia, paru-paru yang bentuknya menyerupai anggur dengan kanal-kanal yang bertautan ini mengalami infeksi. Imbasnya, paru-paru mengalami inflamasi lalu terisi cairan yang akhirnya dikenal sebagai paru-paru basah.
 
“Cairan menghambat keluar masuknya udara, sehingga keluhan pertama yang muncul adalah sesak napas,” ujar Kudiarto.
 
Selanjutnya, radang akibat infeksi memunculkan gejala batuk, demam, hingga nyeri dada pada penderita. Namun, gejala-gejala ini bersifat umum dan menyesuaikan kondisi masing-masing pasien.
 
“Contohnya pada pasien lansia di atas 65 tahun, jarang kita jumpai keempatnya muncul. Terkadang hanya demam disertai napsu makan yang turun,” papar dia.
 
Baca juga: Kamu Perokok? Waspadai 5 Masalah Kesehatan Akibat Asap Rokok pada Anak
 

Penyebab dan pengobatan pneumonia

Penyebab utama paru-paru basah adalah kuman. Kuman ini terdiri atas bakteri, jamur, dan virus, kecuali virus penyebab TBC.
 
Pada usia dewasa muda, bakteri kerap menjadi penyebab pneumonia. Bakteri ini selanjutnya diklasifikasikan menjadi bakteri tipikal dan atipikal.
 
Pada bakteri tipikal, penderita akan mengalami gejala-gejala umum pneumonia. Namun, bakteri atipikal akan memunculkan gejala-gejala tak umum seperti tidak enak badan, diare, serta mual-mual.
 
Pada anak-anak, paru-paru basah umumnya disebabkan oleh virus. Pengobatan pneumonia menyesuaikan pada penyebab penyakitnya.
 
“Jika penyebabnya bakteri, akan diberikan antibiotik. Jika jamur, maka akan diberikan antijamur. Lalu jika penyebabnya virus, maka akan diberikan antivirus,” jelas Kudiarto.
 
Pemberian obat-obatan antimikroba ini akan dilanjutkan dengan pengobatan keluhan dan pengobatan komplikasi. Penyakit ini dapat sembuh total, namun memang setiap mikroba membutuhkan terapi berbeda.

Pencegahan Paru-Paru Basah

Pencegahan infeksi ini terdiri atas enam rantai. Pertama, adalah kuman. Kedua, reservoir yang merupakan tempat tinggal kuman tersebut.
 
Ketiga, portal exit yang menjadi tempat kuman dikeluarkan, seperti batuk. Lalu, terdapat pula entry point yang menjadi tempat masuknya kuman ke dalam tubuh, transmisi atau media penyebaran kuman, dan kekuatan imunitas individu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan