Pertama, mengidentifikasi kebijakan bahasa yang diterapkan oleh setiap negara di Asia Tenggara. Kedua, mengidentifikasi bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah Asia Tenggara dan pendidikan tinggi.
Ketiga, memberikan policy brief dan rekomendasi kepada Kementerian Pendidikan di negara-negara Anggota SEAMEO mengenai pendidikan bahasa di negara-negara Asia Tenggara. Dan keempat, mempromosikan bahasa resmi atau nasional negara-negara ASEAN untuk diajarkan di sekolah-sekolah Asia Tenggara atau pendidikan tinggi dalam rangka memperkuat identitas kolektif ASEAN.
Berbasis literasi
Terkait dengan ini, para perwakilan mendukung dan memberikan masukan terkait rencana penelitian pendidikan dan bahasa oleh SEAQIL. Selain itu, SEAQIL mengusulkan program berbasis pengembangan literasi di sekolah, yakni Klub Literasi Sekolah (KLS) Asia Tenggara yang akan didiseminasikan mulai 2022.KLS dirancang sebagai program untuk meningkatkan kecakapan hidup siswa melalui literasi membaca serta meningkatkan keterampilan atau kompetensi bahasa asing. KLS mengintegrasikan beberapa target, yaitu meningkatkan literasi membaca-menulis siswa, kompetensi 4C (berpikir kritis, kolaborasi, kreativitas, dan komunikasi), serta kelancaran berbahasa. Selain itu, KLS bertujuan untuk memberikan kesempatan magang bagi mahasiswa.
Direktur SEAQIL Luh Anik Mayani menyampaikan bahwa pertemuan yang dikemas dalam 12th Governing Board Meeting SEAQIL ini sangat bermanfaat. Terutama, terkait pemajuan pendidikan bahasa.
"Selain tentu dengan adanya persetujuan dari para perwakilan atas program, anggaran, dan hal-hal lain yang terkait dengan operasional dan kegiatan SEAQIL," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News