"Komunitas ASEAN yang lebih kuat dapat dicapai melalui penguasaan bahasa yang baik dan pemahaman nilai-nilai moral budaya-budaya besar di Asia Tenggara," kata pelaksana tugas Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Anang Ristanto, melalui keterangan tertulis, Minggu, 26 September 2021.
Sebelas perwakilan dari Kementerian Pendidikan Se-Asia Tenggara berkumpul untuk membahas program pemajuan pendidikan bahasa di Asia Tenggara pada Rabu, 22 September 2021. Program yang menjadi bahasan di antaranya penelitian terkait kebijakan bahasa dan pendidikan bahasa, serta Klub Literasi Sekolah Asia Tenggara.
Merujuk pada keberagaman bahasa dan budaya di Asia Tenggara serta adanya dorongan globalisasi, Kemendikbudristek melalui Organisasi Menteri-Menteri Pendidikan Se-Asia Tenggara (SEAMEO), berpartisipasi dalam pemajuan pendidikan bahasa di Asia Tenggara. Upaya yang dilakukan di antaranya dengan mengajukan program berbasis penelitian dan pengembangan kompetensi terkait kebahasaan.
Terlepas dari pandemi covid-19, kata Anang, sistem pendidikan nasional di setiap negara anggota SEAMEO perlu menyesuaikan diri untuk memenuhi tuntutan global yang terus berubah. Menurut Anang, kebijakan pendidikan diperlukan untuk menjawab kebutuhan praktis untuk pembangunan bangsa dan globalisasi.
"Komunitas ASEAN dapat memupuk identitas dan kekuatan kolektifnya untuk terlibat dengan dunia, menanggapi perkembangan baru, dan menangkap peluang baru. Bagi SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL), kontribusi ini untuk memberikan referensi, policy brief, serta program dan kegiatan guna memperkuat komunitas ASEAN melalui bahasa,” kata Anang.
Kuasai bahasa negara tetangga
Konsep warga negara ideal ASEAN dibahas dalam pertemuan itu. Salah satunya, seseorang yang dapat berbicara satu atau lebih bahasa resmi/nasional di negara-negara ASEAN. Dengan demikian, dalam rangka membangun identitas kolektif ASEAN, setiap negara ASEAN dapat mendorong generasi mudanya untuk belajar dan menguasai bahasa resmi atau nasional negara tetangganya.Baca: Pelajari 3 Bahasa Ini untuk Jadi Pemenang Persaingan Global
Thailand, misalnya. Mendorong siswanya untuk belajar bahasa Indonesia atau sebaliknya. Namun, tidak semua negara di ASEAN menerapkan kebijakan serupa terkait pendidikan bahasa asing di sekolah.