Inovasi mahasiswa ITS, Anita. DOK ITS
Inovasi mahasiswa ITS, Anita. DOK ITS

Anita, Inovasi Bikinan Mahasiswa ITS Olah Air Laut Jadi Air Siap Minum

Renatha Swasty • 21 Desember 2022 17:31
Jakarta:  Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berinovasi untuk mengatasi permasalahan dalam masyarakat, salah satunya krisis air minum di daerah terpencil. Sebanyak tiga mahasiswa ITS menciptakan Alat Desalinasi Terpadu Sistem Ganda (Anita).
 
Ketiganya, ialah Jell Hilmansyah, Dwi Prawira Kusuma, dan Fajar Dhimas Airlangga. Ketua tim penggagas Anita, Jell Hilmansyah, mengungkapkan inovasi ini berfokus pada metode pengolahan air laut menjadi air siap minum. Hal ini disebabkan banyaknya sumber air berasal dari laut di kawasan Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal (3T).
 
“Untuk itu, digagaslah inovasi ini dengan memanfaatkan air laut dan kabut laut sebagai sumber airnya,” papar Jell dikutip dari laman its.ac.id, Rabu, 21 Desember 2022.

Jell menuturkan masyarakat pesisir pantai biasanya hanya menggunakan metode desalinasi guna memperoleh air bersih. Namun, dengan bimbingan Ni Ketut Aryani, tim berhasil mengintegrasikan dua metode sekaligus guna menciptakan alat yang lebih efektif dan efisien.
 
“Anita dirancang dengan menggunakan metode desalinasi sekaligus kondensasi,” jelas dia.
 
Jell menjelaskan pada metode desalinasi, air laut akan dipanaskan hingga mencapai titik didih. Ketika telah mencapai titik didih, air murni akan terpisah dengan zat pengotor.
 
Proses pemanasan ini dilakukan pada kompor listrik dan membutuhkan daya sebesar 620 kilo watt jam tiap liternya. Untuk itu, digunakan panel surya sebagai salah satu sumber energi untuk meminimalisir penggunaan daya listrik tersebut.
 
Jell menjelaskan air murni yang dihasilkan dari proses desalinasi ini telah memenuhi standar kualitas air minum, yakni 10 part per million (ppm). Tak hanya itu, Jell menyebut, volume air yang dihasilkan sudah mencukupi kebutuhan air minum masyarakat.
 
“Volume yang dapat dihasilkan pada metode desalinasi ini sebesar 1,5 liter per jam,” ujar dia.
 
Tim penggagas Anita juga menerapkan metode kondensasi untuk memanfaatkan kabut laut menjadi air siap minum. Mulanya, akan dipasang jaring-jaring untuk menangkap kabut. Setelah itu, akan terjadi proses kondensasi yang membuat kabut berubah menjadi titik-titik air.
 
“Air yang dihasilkan sudah siap minum dan akan ditampung pada wadah yang telah disediakan,” ujar Jell.
 
Berkat inovasi cemerlang tersebut, Jell dan tim berhasil merebut posisi pertama pada gelaran Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional 2022 Politeknik Negeri Banyuwangi. Jell dan tim berencana terus mengembangkan inovasi agar dapat digunakan optimal, terlebih dalam hal efektivitas dan efisiensi alat.
 
“Kami berharap inovasi ini tidak berhenti di sini, namun bisa terus dikembangkan dan mampu menebar kebermanfaatan bagi masyarakat,” tutur Jell.
 
Baca juga: Tim Naraya ITS Permudah Pasien Terapi Ginjal Kronis Lewat SahabatCAPD

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan