Namun, ia mengingatkan pemeringkatan yang dicapai bukan untuk pembuktian antar kampus di dalam negeri.
"Kami sebenarnya ingin ranking ini bukan bertarung antar universitas di Indonesia, tetapi kita ingin bertarung bersama-sama seluruhnya melawan kampus-kampus di luar negeri," ujar Brian dalam Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI di YouTube DPR RI dikutip Jumat, 4 Juli 2025.
Brian yakin kampus-kampus di Indonesia bisa bersaing dengan perguruan tinggi di negara tetangga. Menurutnya, persaingan dengan negara tetangga lebih kompetitif.
"Terutama kampus di tetangga, karena maksudnya kita kalah sama negara tetangga yang sama-sama punya budaya yang mirip," sebut dia.
Baca juga: Melesat di QS WUR 2026, Mendiktisaintek: Kejar Ranking Jangan Korbankan Integritas Akademik |
Ia menyebut perguruan tinggi yang masuk QS World University Ranking tidak hanya PTN, tapi juga PTS.
"Hampir semua kampus di Indonesia yang masuk itu juga naik rankingnya, bervariasi. Kemudian juga beberapa kampus swasta itu juga sudah masuk sebenarnya dalam ranking subjek," kata Brian.
Perankingan itu yang ia maksud sebagai bukti tak ada dikotomi antara PTN dan PTS. "Kita memang tidak membeda-bedakan antara negeri dan swasta. Hampir semua program yang kami luncurkan itu sebenarnya memfasilitasi seluruh dosen, baik negeri maupun swasta," ungkap dia.
Bahkan, program peningkatan riset lebih didahulukan untuk PTS. Sebesar 55 persen dosen yang terlibat riset yang dipayungi Kemendiktisaintek berasal dari kampus swasta.
"55 persen itu sebenarnya diberikan untuk dosen-dosen swasta sebenarnya. Dan juga kampusnya tentu seluruh kebanyakan juga kampus swasta. Dibandingkan dengan kampus negeri," beber Brian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News