"Kalau sampai pedidikan vokasi tidak menyejahterakan lulusannya artinya gagal. Apalagi kalau sampai pengangguran, berarti gagal," kata Tim Pakar Dit. Mitras Dudi, Adil B. Ahza, dalam Dialog Publik Kebijakan Bersama Pemangku Kepentingan Daerah Melalui Rancangan Pembentukan Jaringan Industri dan Vokasi (JIVok) Aceh di Hotel Rasamala, Banda Aceh, Jumat, 1 November 2024.
Adil mengatakan lembaga pendidikan vokasi baik SMK, Perguruan Tinggi Vokasi, maupun Politeknik mesti bisa menjawab hal ini. Apakah mereka telah memenuhi mandat orang tua yang menyekolahkan anaknya di pendidikan vokasi untuk menaikkan kesejahteraan.
Untuk itu, penting bagi pendidikan vokasi bermitra dengan industri. Hal ini agar kebutuhan industri sejalan dengan lulusan yang dihasilkan.
"Kami selalu merenung benar enggak, pendidikan menciptakan pengganguran, saya kira tidak. Untuk menyelesaikan masalah ini filosofinya butuh komitmen berjejaring bermitra menyelesaikan masalah-masalah ini," tutur dia.
Adil menekankan di era masa depan semakin kompleks, tenaga kerja cepat hilang, cepat berganti, kadang-kadang kebingungan mengembangkan arah pendidikan, kemitraan merupakan keharusan. Dia menyebut sekarang bukan lagi zamannya superman.
"Organisasi akan berkembang dan tumbuh dengan masyarakat yang bisa berjejaring, masyarakat yang mempunyai mitra. Industri juga tak bisa berkerja sendiri. Begitupula pendidikan tinggi vokasi, politeknik di ruang sunyi enggak bisa. Duduk seperti ini lah yang bisa," tutur dia.
Dia menuturkan sejak tahun lalu pihaknya membangun ekosistem kemitraan agar tidak ada pihak-pihak yang berpikir sendiri-sendiri. Pihaknya ingin pemuda Aceh tahu persis potensi daerahnya.
"Masa depan anak-anak kita ada di tangan kita, perusahaan, industri, organisasi harus punya mitra yang hebat. Politeknik Lhokseumawe enggak bisa berkembang kalau enggak punya mitra yang hebat," ujar
Baca juga: Pendidikan Vokasi Bersiap, Ini Tantangan Mencetak Generasi Emas 2045 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News